Berikut ini adalah Menopause Ternyata Dapat Mempengaruhi Fungsi Otak Wanita yang diharapkan bisa berguna, dapat dipraktekkan, serta menambah informasi yang diperlukan mengenai hal tersebut.
Menopause adalah proses alami yang terjadi pada setiap perempuan yang beranjak tua, dan hal ini adalah tanda batas akhir kesuburan Anda. Seorang wanita dapat dikatakan mengalami menopause jika tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan setelah menstruasi terakhirnya.
Lalu setelah Anda melewati masa menopause dan menstruasi telah berhenti, maka beberapa fungsi tubuh akan berubah dan dalam beberapa kasus menyebabkan gangguan bagi kesehatan tubuh. Salah satunya adalah gangguan fungsi otak. Mengapa bisa?
Ketika Anda mengalami menopause, maka berbagai gejala dan tanda yang muncul sebelumnya, yaitu; Jadwal menstruasi tidak teratur, vagina jadi kering, keringat di malam hari, gangguan tidur, suasana hati mudah berubah, Mengalami sensasi panas di tubuh bagian atas (hot flashes), peningkatan berat badan dan penurunan metabolisme, rambut menipis serta kulit jadi kering dan kepadatan payudara berkurang.
Bagaimana menopause mempengaruhi otak?
1. Penurunan kemampuan mengingat
Penurunan kemampuan mengingat berkaitan dengan proses menopause yang terjadi pada wanita. Hal ini dibuktikan dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2013 yang melibatkan sebanyak 2300 wanita selama 4 tahun. Ketika mereka mengalami masa pre-menopause, para peneliti mengetes kemampuan mengingat mereka. Lalu hasil yang diketahui adalah terjadi penurunan kemampuan mengingat, entah itu dalam aspek verbal maupun non-verbal. Para peneliti mengaitkan hal ini dengan penurunan kadar hormon estrogen yang terjadi pada wanita yang sedang ada pada masa itu.
2. Perubahan struktur otak
Wanita mengalami menopause, terjadi perubahan struktur otak. Perubahan yang terjadi yaitu perubahan pada bagian putih otak yang sebagian besar terdiri dari myelin yaitu suatu bagian dari sistem saraf yang berperan dalam mengirimkan sinyal-sinyal antar-sel saraf. Berubahnya bagian putih otak dapat menyebabkan sinyal dikirim dalam waktu yang lama sehingga mengakibatkan seseorang membutuhkan waktu lebih lama untuk berpikir atau mengambil keputusan.
Sebuah studi menemukan bahwa seorang wanita yang mengalami hot flashes atau rasa panas di tubuh lebih banyak dan sering, cenderung terjadi perubahan yang lebih besar pada otak putih dibandingkan dengan wanita yang tidak mengalami hot flashes.
3. Menopause menyebabkan stres dan depresi
Menopause telah diketahui dapat menyebabkan perubahan suasana hati, emosi jadi tidak stabil, serta depresi. Beberapa wanita merasakan mereka merasa sangat tertekan dan sangat depresi. Perimenopause adalah masa di mana wanita memiliki kadar estrogen yang tidak normal, naik dan turun. Efek samping penurunan estrogen ini juga mengakibatkan gangguan tidur, keringat di malam hari, dan vagina kering. Saat seorang perempuan mengalami kondisi-kondisi tersebut, tidak sedikit dari mereka yang merasa tertekan, jadi sangat sensitif, dan menghadapi masa ini dengan rasa emosional yang tinggi. Sehingga mereka rentan untuk mengalami depresi, rasa sedih dan cemas yang berlebihan. Dengan kondisi yang tertekan dan depresi, maka secara perlahan fungsi otak dan bahkan struktur otak akan berubah di kemudian hari.