Berikut ini adalah Bagaimana Jika Balita Tidak Mau Berbagi dengan Saudaranya? yang diharapkan bisa berguna, dapat dipraktekkan, serta menambah informasi yang diperlukan mengenai hal tersebut.
Foto : Raising Children Network
Persaingan antar saudara biasanya memanas setelah anak yang lebih kecil mulai merangkak dan mulai ingin bermain dengan barang-barang milik kakaknya.
Walaupun anak-anak kecil mungkin sulit untuk menegosiasikan tantangan-tantangan ini, memiliki saudara kandung mengajarkan pada mereka beberapa pelajaran paling penting dalam hidup: bagaimana cara berbagi orangtua, ruangan (terutama jika mereka tidur di kamar yang sama), dan benda berharga. Daripada merasa terganggu dengan adanya konflik di antara anak-anak Anda, anggaplah ini suatu kesempatan untuk membantu anak-anak belajar keterampilan kritis, yaitu resolusi konflik.
Mencegah Masalah, Membina Berbagi
Langkah pertama adalah pencegahan. Meskipun penting bagi anak Anda untuk belajar berbagi, masuk akal baginya untuk memiliki beberapa mainan yang tidak boleh digunakan saudaranya. Anda dapat membantunya memilih mainan yang dapat disimpan untuk dirinya sendiri dan bermain sendiri, di kamarnya, atau ketika adiknya tidur.
Anda bahkan dapat memutuskan untuk memisahkan mainan anak Anda, terutama mainan yang memiliki potongan kecil dan bisa menimbulkan bahaya tersedak. Pilihan lain adalah dengan menyarankan strategi yang bisa digunakan anak Anda untuk menghindari konflik, seperti bermain dengan mainan di tempat yang tidak terjangkau oleh adiknya, seperti di atas meja, dimana adiknya tidak bisa menggapainya atau di tempat tidurnya sendiri.
Begitu konflik muncul, katakan padanya Anda mengerti mengapa dia kesal. Selanjutnya, bantu dia berempati dengan adiknya; jelaskan bahwa adiknya hanya ingin menjelajah dan bermain, dia tertarik dengan apa yang kakaknya lakukan dan tidak bermaksud membuat kakaknya marah. Merasa dipahami dan sanggup menempatkan diri pada posisi orang lain membantu anak-anak beralih ke langkah ketiga, pencarian solusi.
Lakukan brainstorming dengan anak tertua Anda cara untuk menyelesaikannya, dan tanyakan padanya bagaimana menurutnya jalan tengah yang dapat dicapai. Semakin terlibat dia dalam menyelesaikan masalah, semakin besar kemungkinan dia ingin menyelesaikannya. Bantu anak tertua Anda memikirkan kata-kata yang bisa dia gunakan untuk mengekspresikan perasaannya, misalnya seperti, “Tolong jangan ambil bonekaku.”
Pentingnya Tidak Berbagi
Selain itu, meskipun penting bagi anak-anak untuk belajar bermain bersama dan membangun hubungan yang kuat, tidak apa-apa membiarkan anak tertua Anda tidak selalu bermain dengan adiknya. Mereka berdua perlu memiliki kesempatan untuk bermain sendiri tanpa khawatir saudara lain akan mengambil alih dan ‘mengacaukan segalanya.’ Juga, bantu anak tertua Anda memikirkan hal-hal yang dapat dilakukan adiknya di sisinya saat dia bermain. Misalnya, Anda dapat membacakan cerita untuk anak Anda yang paling kecil saat kakaknya membangun menara bloknya.
Dengan cara ini mereka saling menikmati satu sama lain tanpa menghalangi satu sama lain. Kemudian Anda mungkin dapat meminta izin anak tertua Anda untuk membiarkan adiknya merobohkan semua balok yang ia bangun.
Akhirnya, cari cara anak-anak Anda dapat secara aktif bersenang-senang bersama. Anda dapat memberi bayi marakas untuk digoyang sementara putri Anda memainkan gendang. Di dalam mobil, mereka berdua bisa bermain ciluk ba atau membuat wajah lucu satu sama lain. Kemudian mereka dapat memperbesar mobil bolak-balik atau bersembunyi di ‘tenda’ selimut yang menutupi furnitur.
Segera, anak tertua Anda akan mulai memandang adiknya sebagai teman istimewa, bukannya niat mengganggu memanjakan kesenangannya, dan akhirnya saat-saat penuh kasih yang mereka bagikan akan menambah persahabatan seumur hidup.