Berikut ini adalah Bayi yang Lahir Caesar Alami Perubahan Sistem Imun, Ini Akibat yang Akan Terjadi di Kemudian Hari yang diharapkan bisa berguna, dapat dipraktekkan, serta menambah informasi yang diperlukan mengenai hal tersebut.
Persalinan melalui operasi caesar saat ini seolah telah lazim. Selain alasan kesehatan dan keselamatan, tidak sedikit orangtua yang memilih caesar karena keinginan sendiri. Namun menurut ahli, ada risiko yang harus dihadapi oleh bayi yang lahir Caesar.
Konsultan Alergi dan Imunologi Anak prof. Dr. dr. Budi Setiabudiawan, SpA (K) mengatakan bahwa bayi yang lahir Caesar lebih berisiko mempunyai penyakit alergi di kemudian hari dibandingkan bayi yang lahir lewat persalinan normal.
“Karena kalau lahir secara Caesar, perkembangan mikrobiota normal di usus akan terlambat, tidak akan optimal. Sehingga terjadi perubahan pada sistem kekebalan di tubuh anak,” jelas Budi dalam webinar Bicara Gizi Allergy Prevention, Kamis (25/6/2020).
Akibatnya, sistem kekebalan tubuh anak jadi rentan dan berisiko menumbuhkan penyakit alergi di kemudian hari. Menurut Prof. Budi, itulah pentingnya mikrobiota normal di usus atau yang biasa dikenal sebagai probiotik.
Sementara bayi yang lahir secara normal, mikrobiota dalam saluran cerna akan tumbuh lebih optimal, sehingga risiko alergi pun lebih rendah.
Budi juga menyampaikan bahwa ibu hamil dengan janin yang berisiko tinggi mempunyai alergi tidak harus membatasi makanan yang dikonsumsinya. Ia menjelaskan janin dengan risiko tinggi alergi adalah anak yang salah satu atau kedua orangtua juga saudara kandungnya mempunyai alergi.
“Tidak ada pantangan apapun, selama ibu hamil tidak alergi apa pun. Kalau pun nanti melahirkan, sebaiknya lahir normal. Apabila sesudah lahir, pencegahan primer adalah ASI ekslusif selama enam bulan,” imbuhnya.
Selain jadi nutrisi terbaik bagi anak dan tumbuh kembangnya, lanjut Budi, ASI juga dipakai untuk pencegahan risiko alergi anak supaya tidak muncul.
Saat fase menyusui, ibu juga diperbolehkan makan apapun. Budi mengingatkan, yang harus diperhatikan justru saat anak telah mendapat makanan pendamping saat usianya telah lebih dari enam bulan.
“Si bayi telah dapat makanan padat saat usia enam bulan, jangan terlalu cepat jangan terlambat pemberiannya. Karena kalau terlalu cepat atau lambat, berisiko memunculkan alergi. Boleh diberikan berbagai jenis makanan. Jadi bayi enam bulan boleh telur, seafood, pada bayi risiko tinggi. Tapi konsistensinya disesuaikan umur,” jelasnya.