Apa itu Penyakit Displasia Pinggul (Developmental Dysplasia of Hip) ? Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Apa itu Penyakit Displasia Pinggul (Developmental Dysplasia of Hip) ? Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Apa itu penyakit Displasia Pinggul (Developmental Dysplasia of Hip)? Berikut ini akan kami berikan infoemasi lengkapnya mengenai jenis penyakit tersebut.

Pengertian Displasia Pinggul (Developmental Dysplasia of Hip)

Sendi panggul adalah persambungan antara dua tulang, satu sisi berbentuk seperti bola, sisi lainnya berupa rongga. Pada sendi panggul yang normal, bola berada dalam rongganya. Namun pada kondisi dysplasia panggul (developmental dysplasia of hip/ DDH), bola tersebut berada di luar rongga atau berada di dalam rongga tapi tidak pas tempatnya.

Kondisi ini dialami oleh bayi, umumnya tak lama setelah lahir. Namun pada sebagian kasus, dysplasia pinggul juga bisa terjadi pada tahun pertama kehidupan anak.

Penyebab Displasia Pinggul (Developmental Dysplasia of Hip)

Terdapat banyak hal yang dapat menyebabkan seorang anak rentan mengalami dysplasia pinggul. Di antaranya adalah:

  • Bayi lahir dalam posisi sungsang (bokong di bawah)
  • Adanya riwayat keluarga yang mengalami dysplasia pinggul
  • Saat hamil, ibu mengalami oligohidramnion (air ketuban terlalu sedikit)
  • Bayi yang dibedong dengan terlalu ketat

Diagnosis Displasia Pinggul (Developmental Dysplasia of Hip)

Untuk menentukan adanya dysplasia pinggul, dokter akan lakukan pemeriksaan fisik ke daerah pinggul. Kemudian tungkai dan pinggul penderita akan digerak-gerakkan dengan jenis manuver tertentu untuk mengetahui bagian mana yang mengalami gangguan.

Selain itu, kadang untuk memastikan dugaan dysplasia pinggul, dokter juga akan meminta penderita untuk dilakukan pemeriksaan foto rontgen pinggul atau ultrasonografi (USG) daerah pinggul.

BACA JUGA:  5 Bahan Alami Atasi Gatal dan Jerawat di Kulit Kepala

Gejala Displasia Pinggul (Developmental Dysplasia of Hip)

Karena dialami oleh bayi, biasanya tak ada keluhan yang terjadi. Namun pada bayi yang mengalami dysplasia pinggul, panjang tungkai kiri dan kanan nampak berbeda, lipatan kulit di paha kiri dan kanan berbeda, tungkai di sisi pinggul yang mengalami dysplasia nampak lebih sulit digerakkan. Dan bila anak telah bisa berjalan, maka sisi tungkai yang mengalami dysplasia pinggul akan nampak lebih pincang atau lemah.

Pengobatan Displasia Pinggul (Developmental Dysplasia of Hip)

Pada prinsipnya, semakin cepat dysplasia pinggul diketahui, maka pengobatan dan penyembuhannya akan lebih mudah dan cepat. Namun jika dysplasia pinggul baru diketahui setelah anak berdiri dan berjalan, maka pengobatannya jadi cukup rumit.

Pengobatan dysplasia pinggul tergantung dengan usia anak. Pada usia 0-2 bulan, untuk mengatasi dysplasia pinggul, akan dipasang brace khusus, yaitu penyangga yang terbuat dari bahan logam untuk mempertahankan pinggul dan sendi-sendinya supaya berada dalam posisi yang tepat.

Pada pengobatan ini, orang tua harus sanggup memasang dan menjaga posisi brace supaya tidak tergeser –khususnya jika anak makan, ganti pakaian, dan ganti popok. Alat ini umumnya digunakan selama 1 bulan.

Pada usia 2-6 bulan, pengobatannya menggunakan alat yang sama dengan di atas. Namun alat tersebut digunakan lebih lama. Umumnya mencapai 12 minggu. Jika setelah itu, posisi pinggul belum normal, maka kadang-kadang tindakan reposisi perlu dilakukan. Reposisi adalah tindakan dokter menggunakan tangan, untuk secara manual menarik atau mendorong sendi pinggul sampai sendi tersebut berada dalam posisi yang normal.

Pada usia 6 bulan sampai dua tahun, dokter akan mencoba lakukan reposisi dahulu. Namun bila tidak berhasil, maka operasi harus dilakukan. Operasi dilakukan dengan membuat sayatan kulit di daerah pinggul sampai tulang dan sendi nampak jelas, lalu diperbaiki posisinya.

BACA JUGA:  Sering Mendengkur Saat Tidur Meningkatkan Risiko Stroke

Pada usia dua tahun ke atas, pengobatannya adalah dengan operasi, dilanjutkan dengan pemasangan alat sejenis gips (bernama spica cast) untuk menjaga sendi pinggul tetap stabil.

Pecegahan Displasia Pinggul (Developmental Dysplasia of Hip)

Untuk cegah displasia pinggul, saat ibu mengandung, sebaiknya dipastikan apakah ibu mengalami penyulit kehamilan –seperti kehamilan sungsang atau oligohidramnion. Jika ada, maka konsultasikan dengan dokter kandungan mengenai cara melahirkan dan cara mendeteksi dini dysplasia pinggul pada bayi.

Hal lain yang dapat dilakukan untuk cegah DDH adalah dengan membedong bayi dengan cara yang benar. Sebenarnya, membedong tak harus dilakukan. Namun jika orang tua ingin membedong anaknya, maka hindari membedong terlalu ketat dan hindari memaksa kaki anak supaya lurus saat dibedong.

Kesimpulan

Demikianlah yang dapat kami sampaikan terkai apa itu penyakit Displasia Pinggul (Developmental Dysplasia of Hip) untuk Anda ketahui, mulai dari definisi, penyebab, gejala, pencegahan, dan pengobatannya. Semoga dapat menambah dan memberikan informasi yang dibutuhkan mengenai hal tersebut.

Scroll to Top