Apa itu Penyakit Bigorexia ? Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Apa itu Penyakit Bigorexia ? Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Apa itu penyakit Bigorexia? Berikut ini akan kami berikan infoemasi lengkapnya mengenai jenis penyakit tersebut.

Pengertian Bigorexia

Bigorexia, dikenal juga dengan istilah muscle dysmorphia atau reverse anorexia, adalah salah satu bentuk gangguan persepsi tubuh. Penderita bigorexia meyakini bahwa dirinya terlalu kecil dan rapuh. Sekalipun dirinya telah sangat berotot, ia akan tetap meyakini bahwa ototnya kurang besar.

Umumnya penderita bigorexia lakukan olahraga dengan intensif atau mengonsumsi steroid untuk membesarkan tubuhnya. Penyakit ini dapat dialami siapa pun, baik pria maupun perempuan. Meskipun begitu penyakit ini lebih sering ditemui pada kaum pria.

Bigorexia sebenarnya adalah bagian dari kelainan dismorfik tubuh (body dysmorphic disorder), yaitu gangguan mental yang ditandai dengan keyakinan penderitanya bahwa bentuk tubuhnya tidak sempurna. Karena hal ini sangat mengganggu pikiran, penderitanya akan lakukan segala macam usaha supaya bentuk tubuhnya sesuai dengan yang diinginkan. Meskipun begitu demikian, sekali pun telah lakukan berbagai upaya, penderita kelainan dismorfik tubuh tidak pernah merasa puas dengan bentuk tubuhnya.

Penyakit Bigorexia (AntiMartina Shutterstock)

Penyebab Bigorexia

Penyebab pasti bigorexia belum diketahui secara pasti. Meskipun begitu diperkirakan bahwa bigorexia terjadi karena banyak faktor seperti genetik dan ketidakseimbangan neurotransmitter kimia di otak.

Selain itu, adanya kekerasan yang dialami saat anak-anak juga menyebabkan seseorang lebih rentan mengalami bigorexia.

Diagnosis Bigorexia

Untuk memastikan adanya bigorexia, dokter perlu lakukan wawancara mendalam dan observasi terhadap penderita. Dokter yang kompeten untuk memastikan dan mengobati bigorexia adalah dokter spesialis kesehatan jiwa (psikiater).

BACA JUGA:  Rahasia Hidup Sampai Usia 100 Tahun

Beberapa pertanyaan berikut ini dapat digunakan untuk mendeteksi adanya bigorexia:

  1. Apakah Anda merasa bersalah jika tidak berolahraga?
  2. Apakah Anda selalu mengusahakan makan protein dan lemak yang sehat setiap hari untuk membentuk otot?
  3. Apakah Anda sering membandingkan bentuk tubuh Anda dengan orang lain?
  4. Apakah Anda selalu berusaha untuk jadi yang terbaik saat berada di pusat kebugaran?

Jika semua pertanyaan di atas, dijawab dengan ya, maka kemungkinan seseorang mengalami bigorexia cukup besar.

Gejala Bigorexia

Penderita bigorexia memiliki pemikiran yang terfokus pada masalah otot dan kekekaran tubuh. Sekali pun tubuhnya telah berotot, ia tetap tidak puas terhadap penampilan tubuhnya.

Gejala yang dapat tampak antara lain adalah:

  • Melakukan aktivitas olahraga yang berlebihan atau ekstrem

  • Terobsesi untuk mempunyai tubuh kekar, padahal tubuhnya s

  • udah cukup berotot

  • Sering bercermin, atau justru sangat menghindari bercermin

  • Menggunakan suplemen secara berlebihan

  • Merasa bersalah bila tidak berolahraga

Pengobatan Bigorexia

Pengobatan utama untuk bigorexia adalah dengan lakukan terapi kognitif perilaku. Pengobatan ini dilakukan oleh psikiater. Melalui terapi kognitif perilaku, dokter akan mengajarkan penderita untuk mengidentifikasi pemikiran yang tidak tepat tentang tubuhnya, serta mengajarkan bagaimana cara mengelola pemikiran tersebut jadi lebih obyektif dan realistis.

Pengobatan ini membutuhkan kerja sama yang baik antara psikiater dan penderita, serta membutuhkan keteraturan untuk melakukannya. Dibutuhkan terapi selama beberapa bulan untuk mengubah pemikiran penderita untuk jadi lebih rasional.

Selain itu, umumnya dibutuhkan pula obat anti-depresan untuk membantu mengatasi bigorexia. Studi membuktikan bahwa kombinasi antara terapi kognitif perilaku dan konsumsi obat antidepresan cukup efektif untuk mengontrol perilaku, dan memperbaiki pemikiran serta persepsi penderita tentang tubuhnya.

Pencegahan Bigorexia

Hingga saat ini belum ada tindakan yang dapat dilakukan untuk cegah bigorexia.

Scroll to Top