Apa itu penyakit Astrositoma? Berikut ini akan kami berikan infoemasi lengkapnya mengenai jenis penyakit tersebut.
Daftar Isi
Pengertian Astrositoma
Astrositoma adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan tumor otak primer yang berasal dari sel astrosit. Ini adalah sel berbentuk bintang yang membentuk jaringan penyokong otak dan membantu menghantarkan informasi antar sel saraf. Tumor primer artinya tumor yang berasal dari jaringan otak sendiri, dan bukan adalah hasil persebaran dari bagian tubuh lainnya.
Dikenal beberapa jenis astrositoma, yang dibedakan berdasarkan penampakan tumor ini di bawah mikroskop, kecepatan pertumbuhannya, dan persebarannya. Jenis astrositoma tersebut adalah:
-
Grade I astrositoma (pilocytic astrocytoma)
Sering kali dianggap tipe astrositoma paling jinak. Bersifat lambat dalam pertumbuhan dan tidak menyebar, walau dapat mencapai ukuran besar. Jarang kambuh setelah dibuang. Biasanya ditemukan pada bagian serebelum otak yang mengatur keseimbangan atau jalur optik yang berhubungan dengan fungsi penglihatan.
-
Grade II astrositoma (diffuse astrocytoma)
Bersifat lambat dalam pertumbuhan, Walau begitu memilik batas yang kurang tegas sehingga sering kali menyulitkan saat akan dibuang. Terkadang dapat kembali kambuh meskipun telah dibuang.
-
Grade III astrositoma (anaplastic astrocytoma)
Bersifat tumbuh secara cepat, selain itu memiliki batas serupa tentakel yang seringkali tumbuh ke jaringan sekitarnya sehingga sulit untuk dibuang sepenuhnya. Sering kali kambuh setelah pengobatan dalam bentuk lebih lanjut, misalnya grade IV astrositoma. Dianggap malignan atau ganas.
-
Grade IV astrositoma (glioblastoma)
Terdiri dari dua jenis, primer dan sekunder. Primer adalah bentuk yang paling umum ditemukan, dan bersifat sangat agresif. Sekunder adalah hasil dari evolusi tumor grade lebih rendah.
Penyebab Astrositoma
Penyebab pasti dari astrositoma belum diketahui, walau banyak studi memfokuskan diri mempelajari peran gen terhadap kemunculan astrositoma. Gen manusia mengatur bagaimana sel dalam tubuh tumbuh dan membelah.
Adanya mutasi gen dapat menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak terkendali, sehingga menyebabkan timbulnya tumor.
Diagnosis Astrositoma
Untuk menentukan diagnosis astrositoma diperlukan evaluasi lengkap, yang terdiri dari:
- Anamnesis atau wawancara medis mendetail: meliputi tanda dan gejala yang dirasakan, riwayat penyakit, dan sebagainya.
- Pemeriksaan fisis: bertujuan untuk mengetahui adanya tanda peningkatan tekanan intrakranial (dalam kepala), kelumpuhan saraf kranial, hemiparesis atau kelemahan pada satu sisi tubuh, adanya refleks abnormal atau kelainan pada refleks tendon dalam.
- Pemeriksaan penunjang: umumnya sebagai standar disarankan pemeriksaan dengan MRI. Selain itu, dapat dipertimbangkan CT-scan, angiografi, PET-scan, dan sebagainya.
Gejala Astrositoma
Gejala yang dialami bergantung pada ukuran dan lokasi tumor. Beberapa gejala yang mungkin dikeluhkan penderita astrositoma adalah:
- Kelainan kesadaran dan status mental
- Masalah kognitif
- Hilangnya memori
- Perubahan perilaku dan mood
- Sakit kepala
- Mual dan muntah, kehilangan nafsu makan
- Gangguan penglihatan
- Gangguan motorik
- Gangguan sensorik
- Gangguan bicara
- Kejang, dapat berupa kedutan pada wajah, lengan, dan kaki
- Ataksia
Pengobatan Astrositoma
Pengobatan astrositoma perlu disesuaikan dengan tipe astrositoma, ukuran, lokasi, persebaran, pengobatan sebelumnya, dan kesehatan pasien secara umum. Kemungkinan pengobatan yang dapat ditawarkan:
- Pembedahan: bertujuan untuk membuang seluruh atau sebagian dari astrositoma.
- Terapi radiasi: dapat diberikan setelah pembedahan. Umumnya diberikan selama 5 hari per minggu, selama 6 minggu.
- Kemoterapi: umumnya diberikan secara oral.
- Pengobatan simtomatik (mengatasi gejala), seperti antikonvulsan untuk mengatasi kejang, atau kortikosteroid untuk membantu mengurangi masa (akibat pembengkakan).
Umumnya, pada tumor grade I pembedahan cukup untuk membuang seluruh astrositoma. Akan tapi pada grade II, tumor sering kali sulit untuk dibuang melalui pembedahan secara keseluruhan. Untuk itu dapat ditambah radiasi untuk mengatasi tumor yang tidak dapat dibuang.
Sementara itu pada grade III umumnya akan ditangani dengan pembedahan dilanjutkan dengan radiasi. Kemoterapi dapat ditambahkan setelah radiasi atau bila terjadi kekambuhan. Pada grade IV, biasanya disarankan lakukan pembedahan dilanjutkan radiasi dan kemoterapi. Setelah menjalani pengobatan, penderita astrositoma perlu menjalani kontrol rutin untuk mengawasi terjadinya kekambuhan.