Berikut ini adalah Pengaruh Argumentasi Orangtua Terhadap Anak-Anak yang diharapkan bisa berguna, dapat dipraktekkan, serta menambah informasi yang diperlukan mengenai hal tersebut.
Anak-anak memiliki sifat seperti spons. Sebenarnya hal tersebut adalah salah satu hal berharga yang dimiliki anak-anak, Walau begitu karena hal tersebut berarti anak-anak dapat menyerap banyak sekali informasi, terutama yang terjadi di sekitar mereka. Baik itu informasi positif, netral, maupun negatif.
Semua pasangan berkelahi, tapi orang tua yang berdebat dan sering berselisih itulah yang menentukan bagaimana hal tersebut dapat memengaruhi kesejahteraan anak Anda. Terdapat dua tipe argumentasi; konstruktif dan destruktif, dimana argumen konstruktif berbeda dari perilaku destruktif, yang dapat mengikis stabilitas emosional anak Anda.
Berdebat adalah hal normal dan alami, Walau begitu jenis, frekuensi, dan intensitas perkelahian itulah yang penting. Jika hubungan anda sebagian besar adalah dengan kasih sayang, dan sesekali berdebat, maka hal tersebut tidak terlalu jadi masalah, Walau begitu jika sebagian besar yang Anda dan pasangan lakukan adalah berdebat, maka dapat jadi masalah.
Tidak ada pasangan yang sempurna, Walau begitu coba untuk tunjukkan kontrol diri, rasa hormat dan mau untuk berkompromi. Setelah berdebat, penting untuk menunjukkan resolusi dari perdebatan Anda, terutama jika Anda melakukannya di depan anak Anda. Anak Anda perlu tahu bahwa terkadang berdebat itu perlu, mungkin tidak harus selalu setuju, kompromi lebih baik, Walau begitu penting untuk anak melihat bahwa orang tua mereka tidak lari dari masalah, dan semua dapat diselesaikan dengan baik.
Sementara ketidaksepakatan yang bersifat destruktif jangan sampai dilihat dan didengar oleh anak Anda. Argumentasi ini biasanya melibatkan naiknya suara, menyalahkan tanpa mau mendengar alasan, menyebut kata-kata tidak pantas, dan lain sebagainya. Penting juga mengingat bahwa sebaiknya hindari berdebat dengan pasangan mengenai anak Anda, di depan anak Anda, karena hal tersebut dapat membuat mereka merasa bersalah atas perselisihan orang tua mereka.
Sebisa mungkin juga hindari curhat ke anak tentang pasangan Anda, karena hal tersebut dapat menimbulkan persepsi yang tidak sehat terhadap salah satu orang tua mereka, dan ‘memaksa’ mereka untuk memihak.
Lingkungan rumah yang tidak bersahabat dapat menyebabkan anak-anak menginternalisasi perasaan, membuat mereka murung atau menyebabkan mereka mengalami sakit tubuh, seperti sakit kepala dan sakit perut. Mereka yang mengeksternalisasi dapat bikin masalah di luar seperti di sekolah atau bertengkar lebih sering dengan saudara kandung.
Sehingga penting bagi orang tua untuk mencontohkan perilaku saling menghormati, menghargai, dan menyayangi. Jika hal tersebut dilakukan, jangan kaget jika nantinya anak Anda mencontoh perilaku Anda yang tidak baik, dan tidak perlu bertanya-tanya kenapa anak Anda berperilaku seperti itu, jika Anda yang memberikan mereka contoh.
Argumen mengenai sesuatu memang sulit untuk dihindari, terutama jika Anda sedang stress, atau mood sedang buruk, Walau begitu usahakan untuk tidak melakukannya di depan anak Anda. Tetapi, jika telah terlanjur (berdebat di depan anak), cobalah untuk saling mengalah. Apabila tidak bisa juga, pindahkan argumen Anda ke ruangan lain (seperti kamar), dan tutup pintu supaya anak Anda tidak dapat mendengarnya.
Baik juga dilakukan ketika salah, meminta maaf pada pasangan di depan anak-anak. Hal tersebut mengajari anak-anak bahwa jika memang salah, atau bersikap yang menyakiti perasaan, maka tidak ada salahnya untuk meminta maaf. Tekankan pada mereka jika lakukan kesalahan, akui hal tersebut, dan meminta maaf. Terutama jika masih peduli dengan perasaan orang tersebut, dan masih ingin memiliki hubungan jangka panjang.
Tetapi, jika sesekali Anda kelepasan berdebat, tidak perlu khawatir berlebihan bahwa Anda ‘merusak’ anak Anda selamanya. Anda akan kaget bahwa mereka juga sosok yang tangguh, dan pada waktunya akan mengerti, asalkan Anda tetap dapat menanamkan pengajaran yang baik pada anak Anda.
Ada pepatah kuno mengatakan bahwa ‘hubungan adalah tentang kompromi’; Anda dapat selalu (merasa) benar, atau Anda bisa bahagia (dengan saling memaafkan). Pilihan Anda.