Mengapa Balita Tidak Perlu Berbagi dengan Orang Lain

Mengapa Balita Tidak Perlu Berbagi dengan Orang Lain

Berikut ini adalah Mengapa Balita Anda Tidak Perlu Berbagi dengan Orang Lain yang diharapkan bisa berguna, dapat dipraktekkan, serta menambah informasi yang diperlukan mengenai hal tersebut.

‘Berbagi adalah peduli!’ adalah hal yang didengar sepanjang waktu. 

Tapi, sekarang, anak Anda berteriak, “Milikku!” dan Anda akan mengatakan, “Tidak, tidak, kamu harus berbagi.” Tapi Anda harusnya berhenti, dan mengatakan, “Tidak, tidak, tunggu sebentar!” Mengapa? Karena: Balita belum tahu apa arti berbagi. Mereka tidak bisa menguasai sesuatu yang tidak bisa mereka mengerti. Jadi rasa peduli pada balita Anda seharusnya berarti tidak meminta mereka untuk berbagi!

Namun bukankah seharusnya kita membina sifat berbagi? Tentu … dan itulah yang Anda lakukan, dengan menunggu sampai anak Anda siap secara mental dan emosional untuk melihat berbagi sebagai gerakan peduli, dan bukan sebagai hal yang dipaksakan.

Anak berusia enam bulan bersikap seperti anak berusia 12 bulan, atau anak berusia satu tahun untuk ‘menggunakan kata-kata’ seperti anak berusia dua tahun, Walau begitu semenjak saat dimana mereka mulai mengambil mainan balita lainnya, Anda mulai memberi tahu mereka untuk berbagi. 

Anda semua ‘tertipu’ oleh balita yang berbicara, berperilaku, dan berempati, lalu Anda mulai berpikir bahwa mereka memiliki pemahaman mendalam tentang diri mereka sendiri di dunia daripada yang sebenarnya. Dan konsep berbagi belum ada dalam fase ini.

Balita belum tahu bahwa mereka adalah seorang individu. Mereka sedang mencari tahu, membangun diri, yang sebagian besar adalah dengan mencapai rasa memiliki. Ketika mereka mengambil dan membutuhkan segalanya untuk diri mereka sendiri, mereka tidak egois, mereka seperti ilmuwan yang sedang menguji hipotesis bahwa mereka adalah seorang individu. Dunia adalah laboratorium mereka, dan semuanya adalah ‘milik’ mereka, eksperimen mereka.

BACA JUGA:  5 Tanda kalau Anda adalah Orangtua yang Toxic bagi Anak

Anak balita belum memahami bahwa banyak hal yang bisa jadi milik orang lain, bukan hanya untuk mereka. 

Balita juga belum memiliki konsep waktu, dimana ketika Anda memintanya berbagi selama beberapa menit dengan temannya, mereka tidak akan mengerti.

Terakhir adalah kontrol impuls; mereka menginginkan apa yang mereka inginkan ketika menginginkannya.

Anda mungkin berpendapat bahwa anak Anda dengan senang hati memberi Anda kue, dan menyerahkan mainannya pada Anda saat bermain, bukankah itu berbagi? Betul, itu adalah bagian dari eksperimen individul yang telah disebutkan di atas. 

Namun sampai mereka siap (sekitar usia tiga atau lebih), mencoba untuk membuat anak Anda berbagi akan jadi bumerang. Tidak ada yang suka barangnya diambil, terutama ketika mereka tidak bisa mengerti mengapa. ‘Berbagi’ akan jadi kata yang buruk, dan tindakan ‘berbagi’ adalah sesuatu yang harus dihindari, dan dengan demikian ‘keegoisan’ akan bertahan lebih lama.

Terdapat dua hal yang harus dilakukan sebelum balita mengerti berbagi. Pertama, beri label dan validasikan emosi saat itu. Jika anak Anda mengambil mainan seseorang, katakan: “Kamu tidak suka ketika JoJo mengambil mainan kamu,” karena itu menenangkan untuk merasa dimengerti. 

Kemudian katakan, “Lain kali, pegang erat-erat,” karena itu adalah hak mereka untuk memegang apa yang mereka butuhkan. Kepada yang mengambil mainan, sarankan, “Lain kali, coba tanya dulu apakah kamu boleh memainkannya.” 

Kedua adalah memberikan contoh berbagi pada balita Anda; balita memandang Anda untuk menjelaskan dunia mereka. Tunjukkan bahwa Anda menikmati berbagi, sehingga mereka juga mau melakukannya.

Jangan khawatir, Anda hanya perlu bersabar karena tidak akan lama sebelum anak Anda dapat memahami bahwa ‘berbagi adalah bentuk rasa kepedulian’. Contohkan kemurahan hati, dan biarkan mereka ‘egois’ untuk saat ini. Karena pada waktunya nanti anak Anda akan lebih rela melepaskan sesuatu dan berbagi barang-barang mereka ketika mereka telah siap.

Scroll to Top