Berikut ini adalah Hindari Merendahkan Pasangan di Depan Anak yang diharapkan bisa berguna, dapat dipraktekkan, serta menambah informasi yang diperlukan mengenai hal tersebut.
Contoh kasus: Waktu menunjukan pukul 9 malam pada hari Jumat, dan telah waktunya anak Anda untuk tidur. Anda mengingatkan anak Anda mengenai jam, dan waktu tidurnya. Anak Anda menurut, walau nampak tidak ingin, kemudian pasangan Anda berkata, “Ini hari Jumat, dia bisa begadang sedikit lebih lambat.” Anak Anda dengan gembira duduk lagi di sofa untuk melanjutkan episode lain kartun favoritnya.
Otoritas Anda baru saja ‘direndahkan’, dan Anda mungkin tidak terlalu senang tentang hal itu.
Setiap pasangan memiliki cara pandang masing-masing dalam hal mengasuh anak-anak, sehingga tidak bisa dipungkiri bahwa terkadang Anda dan pasangan Anda saling ‘menjatuhkan’ otoritas tanpa sengaja, dan terkadang hanya soal urusan sepele, di depan anak-anak.
Namun bagaimana Anda dan pasangan Anda dapat mengendalikan diri dan situasi ketika hal tersebut terjadi sangatlah penting untuk anak Anda, dan hubungan Anda dan pasangan.
Pertentangan yang terjadi biasanya disebabkan ketika Anda dan pasangan tidak memiliki paham yang sama mengenai aturan, batasan, dan disiplin yang diterapkan pada anak.
Apabila terdapat dua standar pola pengasuhan yang saling bertentangan maka anak akan kebingunan, dan secara psikologis juga tidak baik untuk mentalnya.
Anak-anak tumbuh lebih nyaman dan lebih sehat ketika lingkungannya dapat diprediksi dan dapat diandalkan. Ketika aturan yang sama diberlakukan pada anak, maka mereka telah mengerti apa yang boleh dan tidak, sehingga ketika mereka berbuat salah mereka akan sadar hal tersebut salah, tidak peduli apakah Ayah atau Ibu yang memergokinya, karena Anda dan pasangan memiliki satu suara.
Dalam banyak kasus, pertentangan strategi pola asuh antar pasangan ini banyak mmenyebabkan salah satu pihak atau keduanya mempertanyakan kekuatan pernikahan mereka, atau jadi tidak percaya diri dengan metode pola asuh yang diterapkannya.
Di dalam situasi ini, sulit bagi Anda dan pasangan untuk jadi orang tua yang efektif bagi anak Anda, karena satu sama lain merasa seperti berada dalam situasi yang tidak berdaya.
Untungnya, ada beberapa cara untuk memperbaiki hal ini yaitu dengan membuka komunikasi dengan pasangan Anda, dan bersama-sama memutuskan peraturan, batasan, dana disiplin yang bagaimana yang mau diterapkan pada anak Anda.
Namun jika cara tersebut tidak berhasil atau setelah disepakati malah berulang kembali, maka pihak yang ‘direndahkan’ otoritasnya harus berani mempertahankan pendapatnya jika dirasa benar untuk kebaikan anaknya, Walau begitu harus tetap menggunakan cara yang baik.
Itu tidak akan memperbaiki masalah tapi akan meningkatkan peluang (keberhasilan jadi orangtua) jika salah satu orangtua mencoba lakukan apa yang benar untuk anak, dan anak akan melihatnya.