Berikut ini adalah 3 Tips Sederhana untuk Memotivasi Anak Malas yang diharapkan bisa berguna, dapat dipraktekkan, serta menambah informasi yang diperlukan mengenai hal tersebut.
Anak-anak zaman sekarang tumbuh dengan mentalitas prerogatif karena paparan yang kuat dari iklan tanpa henti, acara TV dan film yang memuliakan materialisme, dan teman-teman di sekolah yang sepertinya selalu memiliki gadget terbaru atau label terkeren, dan seringkali hanya karena mereka merasa seperti memiliki hal-hal tersebut. Hal ini pada akhirnya menyebabkan orang tua memberi anak-anak mereka jauh lebih banyak dari yang mereka butuhkan dan kadang-kadang, lebih dari yang sanggup dimiliki keluarga tanpa mengharuskan anak-anak mereka untuk berusaha mendapatkan barang-barang tersebut.
Dalam 7 Strategi untuk Membangun Etos Kerja yang Kuat pada Anak-Anak Anda, Dr. Ruth Peters, seorang kontributor psikologi untuk The Today Show NBC dan penulis buku Overcoming Underachieving, mengatakan: “Setiap hari dalam praktik saya, saya melihat orang tua yang telah membuat kesalahan dengan tidak mengambil waktu dan perhatian untuk mengajar anak-anak mereka jadi pekerja dan berprestasi. Anak-anak ini telah belajar untuk menerima kekurangan daripada menghadapi dan menantang kesulitan, untuk jadi pengeluh daripada jadi pemecah masalah yang kreatif, dan menyalahkan orang lain atas anggapan rendah hati dan kurangnya kesuksesan.”
Jika Anda dihadapkan dengan seorang anak yang tampaknya berada di jalur kehidupan yang malas, berikut 3 kiat untuk membantu anak-anak Anda mengubah rute dan memilih arah yang lebih bersemangat.
1. Jangan Membuat Sesuatu Terlalu Mudah
Orangtua harus dapat membuat pilihan untuk menunjukkan pada anak-anak Anda pentingnya berusaha untuk mendapatkan sesuatu daripada membiarkan mereka berasumsi bahwa mereka berhak atas sedikit kemewahan dan pemberian. Dengan tidak menjadikannya terlalu mudah bagi anak-anak Anda, maka mereka semua belajar untuk mengerahkan upaya ekstra untuk mendapatkan keinginan mereka.
2. Jadi Contoh
Ada ungkapan kuno yang dapat diterapkan ketika Anda harus memberikan contoh bagaimana kita menjalani hidup di depan anak-anak Anda: “Monkey see, Monkey do (monyet lihat, monyet lakukan).” Dengan kata lain, ini berarti seseorang akan meniru tindakan orang lain, baik atau buruk, hanya dengan melihatnya sebelumnya.
Jadi, jika Anda suka bersantai di sofa nyaman Anda di tengah hari dengan segelas soda dingin sambil menonton sinetron atau K-Drama favorit daripada mencuci, membayar tagihan, atau ajak anak Anda berolahraga di halaman belakang atau di rumah, Anda tidak bisa marah ketika Anda melihat anak-anak Anda tiduran di lantai kamarnya dengan kue dan iPod-nya daripada meletakkan pakaian bersihnya di lemari atau seharian bermain game. Anak Anda akan merasa ‘tindakan malas’ mereka adalah suatu hal yang normal, karena mereka terbiasa melihat Anda melakukannya, dan mereka hanya mengikuti contoh yang Anda berikan.
Jika Anda memiliki standar tinggi untuk rumah tangga yang teratur, di mana pekerjaan dilakukan secara konsisten dan benar, pekerjaan rumah diselesaikan tepat waktu, dan olahraga serta makan sehat adalah norma, maka jadilah contoh untuk anak-anak Anda dan hiduplah dengan gaya hidup yang energik, bukan yang malas.
3. Berikan Ekspektasi
Apakah Anda memiliki anak usia pra-sekolah atau remaja, ada banyak pekerjaan yang sesuai dengan usia yang dapat dilakukan anak-anak. Jika Anda baru saja memperkenalkan konsep tugas pada anak-anak Anda, duduklah bersama mereka dan dengan cara yang positif dan optimis jelaskan pada mereka bahwa mereka sekarang akan berkontribusi dalam pemeliharaan rumah.
Jelaskan dengan spesifik saat menjelaskan tugas pekerjaan. Jangan berasumsi bahwa anak Anda yang berusia empat tahun tahu bagaimana menyimpan mainannya di tempat yang seharusnya jika ia tidak pernah melakukannya sebelumnya. Investasikan waktu dan energi positif dalam mengajarinya anak-anak Anda.
Jika Anda memiliki anak remaja yang sangat sulit untuk diminta membantu di sekitar rumah, jangan menyerah! Sisihkan waktu untuk berkomunikasi mengapa penting bahwa mereka mulai membantu tugas-tugas seperti mencuci atau cuci piring dengan benar. Jika Anda menunjukkan dan memberi tahu alih-alih mengomel tentang betapa sakit dan lelahnya Anda lakukan semuanya sendiri, Anda akan memiliki peluang yang jauh lebih baik untuk ajak anak remaja Anda bergabung.