Berikut ini adalah Tips Mengenali Krim Pemutih Kulit yang Berbahaya yang diharapkan bisa berguna, dapat dipraktekkan, serta menambah informasi yang diperlukan mengenai hal tersebut.
Beberapa produk krim pemutih mengandung bahan kimia beracun yang dapat menyebabkan efek samping serius,yaitu merkuri dan hydroquinone.
Efek merkuri dalam krim pemutih
Meskipun merkuri dikenal sebagai bahan aktif yang dapat mencerahkan warna kulit dan mengurangi noda hitam, logam berbahaya ini mengandung sejumlah efek samping yang mengkhawatirkan.
Penggunaan berlebihan krim pencerah yang mengandung merkuri telah dikaitkan dengan kerusakan otak, masalah ginjal, dan gagal ginjal. Laporan lain menunjukkan bahwa kontak dengan merkuri dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif, sakit kepala, kelelahan, tremor tangan, depresi, mual, produksi air liur berlebih, peradangan lidah dan gusi, dan sejumlah gejala lainnya.
Hydroquinone
Kadar hydroquinone tinggi dalam produk pemutih kulit dapat mengelupaskan lapisan teratas kulit dan perlindungan alami kulit terhadap infeksi dan radiasi matahari, juga menghasilkan penampilan kulit belang yang berwarna lebih gelap dan bersifat permanen.
Selain itu, hydroquinone merusak urat elastis dalam kulit yang justru akan mendorong proses penuaan dini dan pelemahan struktur kulit secara keseluruhan.
Paparan berlebihan terhadap hydroquinone dapat menyebabkan neuropati, sebuah penyakit sistem saraf. Lebih lanjut, para ahli percaya bahwa hydroquinone dapat meningkatkan risiko kanker kulit, kerusakan hati dan ginjal saat terserap dalam aliran darah, katarak, perubahan warna kulit, dan dermatitis, jika dibiarkan terkena kontak dengan kulit.
Cara mengenali krim pemutih kulit berbahaya
Krim harus digunakan terus menerus untuk dapat mempertahankan efek pemutihan, jika tidak kulit akan kembali memproduksi pigmen warna asli kulit. Kadang, kulit bahkan bisa jadi ketergantungan dengan krim tersebut, dalam bentuk ruam saat “sakau” sehingga akan sulit untuk berhenti menggunakannya.
Apa yang membuat keracunan bahan-bahan kimia ini begitu menakutkan? Banyak dari gejalanya tidak spesifik dan cukup sulit untuk diketahui. Gejala bisa termasuk lekas marah, depresi, sulit berkonsentrasi, insomnia, mati rasa, kesemutan hingga tremor.
Biasanya, ketika pengguna krim mulai mengalami gejala seperti tangan gemetar dan sakit kepala, dokter akan menganjurkan mereka menjalani tes urin. Analisis urin dapat mengidentifikasi konsentrasi merkuri tinggi yang hadir dalam tubuh. Untuk kasus sperti ini, pasien dapat lebih lanjut meminta pengujian pada produk pemutih wajah terhadap kandungan merkuri.
Meskipun begitu, sering kali produk-produk ini tidak dapat teridentifikasi karena terkemas dalam wadah yang tidak bertanda. Di Indonesia, krim ini tidak dijual bebas di konter-konter kecantikan di pusat perbelanjaan, tapi mereka terbilang murah dan mudah diakses secara online.
Sekalipun Food and Drugs Association US (FDA) dan Uni Eropa telah menetapkan peraturan ketat terhadap penggunaan merkuri dan hydroquinone dalam produk perawatan kulit, serta mewajibkan produsen untuk secara transparan membeberkan setiap komposisi pendukung dalam kosmetik dan obat-obatan, tetap diperlukan kewaspadaan dan kebijakan ekstra saat membeli produk perawatan kulit impor. Merkuri telah ditemukan dalam beberapa krim pemutih kulit impor, termasuk dari Amerika Latin, India, dan Cina.