Apa Itu NFT? Pada artikel kali ini Asaljeplak akan menjelaskan mengenai hal tersebut secara lengkap, mulai dari definisi, makna, dan berbagai hal yang terkait hal itu.
Mungkin beberapa dari kamu sudah mulai sering mendengar kata NFT, atau bahkan sudah memahami maknanya. Nah, bagi yang belum tahu atau yang masih bingung, berikut ini akan kami coba jelaskan secara jelas sehingga kamu tidak lagi bingung dan menjadi semakin memahami.
Definisi NFT
Non-Fungible Token (NFT) adalah unit yang unik dan tidak dapat dipertukarkan dari data yang tersimpan pada digital ledger (blockchain). NFT dapat digunakan untuk mewakili item atau karya yang mudah direproduksi seperti foto, video, audio, dan jenis file digital lainnya sebagai item unik yang memiliki sertifikat keaslian, dan menggunakan teknologi blockchain untuk menampilkan bukti terverifikasi secara publik dari kepemilikan tersebut.
Sederhananya begini, dengan menggunakan teknologi NFT, nantinya karya atau item digital yang kita terbitkan di internet tidak bisa lagi di klaim sebagai milik orang lain tanpa adanya transfer kepemilikan sertifikat secara sah dari kita ke orang tersebut, sehingga akan lebih mudah bagi kita untuk menindak oknum-oknum yang mencuri karya tanpa izin.
Kita juga bisa menjual karya digital tersebut ke orang lain, tetapi hak cipta tetap dipegang oleh kita selaku pihak yang memproduksi karya tersebut, dan juga kita bisa membuat berbagai macam tipe lisensi dengan harga jual yang berbeda-beda.
Namun, item atau Karya yang tergolong NFT tidak dapat dipertukarkan (trading) ala Bitcoin atau mata uang kripto, dan penjualan pun umumnya hanya berbasis ke lisensi “hak pakai” dari karya digital tersebut.
Lebih sederhananya lagi, misalnya kita punya rumah, nah rumah itu tidak bisa kita jual beserta sertifikat tanah dan lain-lainnya, tetapi bisa kita “sewakan” ke orang lain yang ingin menggunakannya.
Sejarah NFT
Karya digital NFT pertama adalah avant la lettre buatan Kevin McCoy, yang diluncurkan pada tanggal 2 Mei 2014, guna menyambut gelaran bertajuk Seven on Seven yang diselenggarakan di museum “New Museum” yang berlokasi di kota New York, Amerika Serikat.
Pada bulan Oktober 2015, proyek NFT pertama, Etheria, diluncurkan dan didemonstrasikan secara langsung di DEVCON 1, konferensi pengembang pertama Ethereum, di London, Inggris, hanya tiga bulan setelah peluncuran blockchain Ethereum itu sendiri. Sebagian besar dari 457 ubin heksagonal Etheria yang dapat dibeli dan diperdagangkan tidak terjual selama lebih dari 5 tahun hingga 13 Maret 2021, ketika minat baru pada NFT memicu kegilaan pembelian. Dalam 24 jam, semua ubin dari versi saat ini dan versi sebelumnya, masing-masing di-hardcode ke 1 ETH ($0,43 sen pada saat peluncuran), terjual dengan total $1,4 juta.
Pada tahun 2017 blockchain Ethereum mulai menonjol di atas platform token berbasis bitcoin, sebagian besar karena memiliki pembuatan dan penyimpanan token yang dibangun ke dalam blockchain-nya, yang mana hal ini menghilangkan kebutuhan akan platform pihak ketiga seperti Counterparty. Selanjutnya, perusahaan si balik Ethereum pun menciptakan istilah “token yang tidak dapat dipertukarkan” alias Non-Fungible Token (NFT).
Masih pada tahun 2017, studio Amerika Larva Labs merilis CryptoPunks , sebuah proyek untuk memperdagangkan karakter kartun unik, di blockchain Ethereum. Pada akhir 2017, proyek lain bernama CryptoKitties di mana pemain mengadopsi dan memperdagangkan kucing virtual dirilis dan dengan cepat menjadi viral, meningkatkan investasi $ 12,5 juta dan beberapa kucing dijual seharga lebih dari $ 100.000.
Pada tahun 2018, Decentraland , dunia virtual berbasis blockchain yang pertama kali menjual tokennya pada Agustus 2017, mengumpulkan $26 juta dalam penawaran koin awal, dan memiliki ekonomi internal $20 juta pada September 2018.
Mengikuti kesuksesan CryptoKitties, game online serupa lainnya yang berbasis NFT berjudul Axie Infinity diluncurkan pada Maret 2018, yang kemudian berkembang menjadi koleksi NFT termahal pada bulan Mei 2021.
Pada tahun 2019, Nike mematenkan sistem bernama CryptoKicks yang akan menggunakan NFT untuk memverifikasi keaslian sepatu fisik dan memberikan versi virtual sepatu tersebut kepada pelanggan.
Pada awal tahun 2020, pengembang CryptoKitties, Dapper Labs, merilis versi beta dari NBA TopShot, sebuah proyek untuk menjual koleksi token dari sorotan NBA. [92] Proyek ini dibangun di atas Flow, blockchain yang lebih baru dan lebih efisien dibandingkan dengan Ethereum. [74] Belakangan tahun itu, proyek ini dirilis ke publik dan melaporkan penjualan kotor lebih dari $230 juta per 28 Februari 2021.
Pasar NFT pun akhirnya mengalami pertumbuhan pesat selama tahun 2020, dengan nilainya meningkat tiga kali lipat menjadi $250 juta. Dalam tiga bulan pertama tahun 2021, lebih dari $200 juta dihabiskan untuk NFT.