Berikut ini adalah Kebiasaan Salah yang Dapat Memengaruhi Perkembangan Anak yang diharapkan bisa berguna, dapat dipraktekkan, serta menambah informasi yang diperlukan mengenai hal tersebut.
Orang tua tentu mengharapkan anaknya sanggup melewati tugas-tugas perkembangan sesuai dengan tahapan usianya. Berbagai cara pun dilakukan, antara lain dengan memberikan stimulasi.
Akan tapi, ternyata, ada beberapa kebiasaan salah dari orang tua yang bisa berpengaruh negatif terhadap perkembangan anak. Apa sajakah?
1. Memakai Baby Walker
Baby walker adalah salah satu alat yang masih sering digunakan oleh orang tua dengan tujuan untuk melatih anak berjalan. Baby walker kini tak lagi direkomendasikan lantaran dinilai berpotensi membuat anak mengalami cedera. Di samping itu, dr. Catharine Mayung Sambo, Sp.A(K), Konsultan Tumbuh Kembang dan Pediatri Sosial, dalam acara Instagram Live bersama Ayahbunda, mengatakan bahwa pemakaian baby walker meningkatkan risiko anak berjalan jinjit yang tentunya bukan adalah tanda perkembangan yang baik.
2. Meletakkan Anak Terlalu Lama di Stroller/Bouncer
Stroller dan bouncer memang efektif untuk menenangkan anak. Akan tapi, dr. Mayung juga menjelaskan bahwa terlalu lama meletakkan mereka di sana tanpa diajak berinteraksi bukanlah stimulasi yang baik bagi perkembangannya. Ia mengatakan bahwa bayi dan balita harus dilibatkan ke dalam aktivitas fisik, seperti mengajaknya tengkurap untuk melatih perkembangan motoriknya.
3. Membedakan Perkembangan Menurut Jenis Kelamin
dr. Mayung mengatakan bahwa memang ada literature yang menghubungkan antara jenis kelamin dengan keterlambatan perkembangan tertentu. Akan tapi, menurutnya, bukanlah hal yang tepat ketika orang tua terjebak pada mengotak-kotakkan perkembangan berdasarkan jenis kelamin. “Biasanya gini, ahh, nggak apa, memang anak laki-laki biasanya jalan dulu, ngomongnya belakangan. Ini jadi risiko keterlambatan, di perkembangan lain meningkat,” pungkasnya.
Menurutnya, lebih tepat bila orang tua selalu berpatokan pada instrumen perkembangan yang ada di buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) untuk lakukan penilaian perkembangan anak.
4. Menyamakan dengan Masa Kecil Orang Tua
Salah satu mindset tidak tepat orang tua tentang perkembangan anak yang dikemukakan oleh dr. Mayung adalah menyamakannya dengan masa kecilnya sendiri. “Oh, dulu Papanya juga gini.” Sama seperti poin sebelumnya, kebiasaan salah ini juga bisa meningkatkan risiko keterlambatan perkembangan di salah satu bidang.
Oleh karenanya, dr. Mayung berpesan supaya orang tua selalu memantau tugas perkembangan anak di buku KIA yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan dan segera berkonsultasi ke dokter apabila mencurigai ada keterlambatan perkembangan pada anaknya. “Semakin dini diketahui ada keterlambatan, semakin cepat diberikan keputusan untuk diintervensi, maka hasilnya akan leb