Berikut ini adalah Pura Lempuyang yang diharapkan bisa berguna serta menambah informasi yang diperlukan terkait hal tersebut.
Pura Lempuyang adalah satu dari pura tertua yang sangat dihormati oleh masyarakat Bali sebab adalah satu dari Sad Kahyangan Jagad. Yang memiliki maka ” Enam Suaka Dunia ” serta apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia akan berbunyi “enam tempat peribadatan paling suci di bali.”
Lokasinya yang terletak di kawasan ketinggian 1.175 mdpl dengan ketinggian pura mencapai 600 meter., membuat pura ini seperti pura di atas awan.
Daftar Isi
Sejarah
1. Asal usul nama
Sebetulnya terdapat beragam versi yang mengisahkan seputar sejarah asal muasal dari nama pura lempuyang yang ada di karangasem Bali ini.
Cerita yang pertama mengisahkan jika nama Lempuyang itu berasal dari kata ” lampu ” yang berarti sinar serta ” hyang ” yang berarti sebutan untuk Tuhan,
Dengan pengambilan kata tersebut, maka arti dari pura lempuyang itu sama seperti sinar suci tuhan yang terang benderang.
Hal tersebut juga sesuai dengan lokasi pura ini yang ada di bagian Timur pulau Bali yang adalah awal dari matahari terbit serat memberikan penerang untuk kehidupan di bumi.
Serta hal tersebut juga serasi dengan Pura Sad Kahyangan di Bali, yang mana di sisi Timur adalah tempat Dewa Iswara ada lengkap dengan senjata Bajra – nya yang memiliki simbol berwarna putih dalam bentuk sinar untuk memberikan cahaya.
Asal muasal dari nama Lempuyang yang kedua yakni ada orang yang menyebutkan jika lempuyang adalah nama dari sebuah jenis tanaman yang sering digunakan untuk dijadikan rempah dalam masakan.
Hal itu berhubungan dengan nama dusun atau banjar yang ada di area Pura Luhur Lempuyang dengan menggunakan nama tanaman seperti Bajar Gamongan serta Bangle.
Serta yang ketiga tau yang terakhir yakni asal muasal nama pura ini yang berasal dari kata ” empu ” atau memomong atau yang memiliki arti menjaga.
Hal tersebut juga sejalan dengan keterangan yang menerangkan jika Hyang Pasupati mengutus ketiga putra beliau guna menjaga Bali Dwipa.
Beliau diutus guna menjaga Bali Dwipa dari semua bentuk ancaman atau guncangan dari bencana alam atau yang lainnya, sehingga pulau Bali tersebut menjadi aman dan stabil.
2. Sejarah pura
Pura Lempuyang Luhur sebetulnya adalah sebuah nama dari satu dari tujuh pura yang ada di area komplek candi
Selain Pura Lempuyang, juga terdapat pura lainnya seperti:
- Pura Lempuyang Madya
- Pura Telaga Mas
- Pura Telaga Sawangan
- Pura Puncak Bisbis
- Pura Pasar Agung
- Pura Penataran Lempuyang
Untuk Pura Lempuyang Luhur sendiri adalah pura utama yang menjadi pura paling tertinggi di dalam Komplek candi yang posisinya ada di sepanjang jalur pendakian.
Jalur pendakian tersebut menuju ke arah puncak Gunung Lempuyang atau yang juga disebut sebagai bukit gamongan di bagian Bali Timur.
Pura Luhur Lempuyang adalah pura yang paling populer serta paling banyak dikunjungi oleh para wisatawan sekaran gini.
Pura ini memiliki karakteristik yang khas berupa gerbang putih candi bentar yang menjulang tinggi lengkap dengan tiga tangga naga dan juga tiga gerbang kori agung.
Di kutip dari wikipedia dan juga uraian dari tour guide asli yang terdapat di pura lempuyang karangasem, sejarah dari Pura Lempuyang ini mencatat jika komplek candi yang ada daerah karangasem ini ternyata didedikasikan untuk Ida Betara Hyang Iswara yang adalah Dewa Penjaga Timur.
Pura Lempuyang Luhur ini menjadi tempat peribadatan untuk semua umat beragama Hindu di Pulau Bali yang tidak membedakan kasta, warna maupun keturunan.
Sesuai dengan bhisama Sang Hyang Agni Jaya yang menyebutkan di dalam lontar Brahmanda Purana bahwa orang hindu bali wajib untuk minimal satu kali semasa usia hidupnya untuk menyempatkan sembahyang di Pura Lempuyang Luhur ini.
Lempuyang Luhur memiliki susunan bangunan klasik.
Bangunan utama berdiri megah serta berada di lahan yang paling luas. Bangunan utama ini membentang diantara pegunungan sehingga membuat kawasan ini memiliki udara yang sejuk.
Apabila kalian hendak berkunjung ke bangunan ini, maka kalian harus menaiki anak tangga sebanyak 1.700 buah.
Objek Wisata
1. Jalan setapak
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, untuk mencapai lokasi pura, maka kalian harus berjalan kaki dengan melewati ratusan anak tangga.
Jalan setapak telah menggunakan beton yang terdiri atas jalur menanjak serta jalur tangga.
2. Gates of heaven
Pada saat waktu sore menjelang malam, kalian dapat menikmati keindahan dari suguhan cahaya sunset yang terlihat berwarna keemasan.
Spot ini sangat tepat digunakan untuk berfoto, tepatnya di bagian gerbang atau candi Bentar yang terdapat di Pura Lempuyang tersebut.
Bahkan saking indahnya candi itu, kemudian banyak orang yang menyebutnya sebagai “Gates Of Heaven Bali”.
3. Monyet ekor panjang
Monyet yang berada di area pura lempuyang adalah hewan liar. Meski demikian, monyet – monyet tersebut tidaklah ganas.
Sejauh ini, jarang sekali ada catatan mengenai penyerangan monyet terhadap manusia, baik itu pada penduduk lokal, pemedek, maupun wisatawan.
Namun untuk berhati – hati, sebaiknya kalian tidak mengenakan perhiasan emas yang mencolok layaknya kalung panjang maupun anting yang panjang.
Sebab kilau cahaya dari perhiasan semacam itu dapat memancing monyet untuk menariknya.
4. Candi Gelung Jaba Tengah
Arsitektur yang diterapkan dalam pura ini sangatlah megah, indah serta cantik dengan ornamen khas tradisional Bali yang nampak jumawa dengan memisahkan sisi bagian luar pura dengan bagian dalam.
Hal tersebut seolah memisahkan sifat dari sifat keduniawian manusia dengan tujuan rohani serta mendekatkan diri dengan Sang Pencipta.
Anak tangga ke arah kawasan madya mandala yang nantinya menuju kawasan utama mandala Pura Penataran Agung Lempuyang juga telah diapit oleh sepasang patung Naga Anantaboga dengan Basuki.
Serta disepanjang pura telah berjejer deretan patung Pandawa, mulai dari patung yang paling bawah yakni patung Sahadewa, Nakula, Arjuna, Bima, Yudistira serta yang paling atas terdapat patung Krisna yang terkenal sebagai penjelmaan dari dewa Wisnu.
Secara psikis letak tata lokasi dari berbagai patung tersebut memberikan penegasan pada masing – masing jenjang area yang memiliki arti yang berbeda-beda.
Fasilitas
- Area parkir
- Toilet
- Warung kecil
- Rest room
- Spot foto
Lokasi
Pura Lempuyang berada di alamat: Bunutan, Abang, Seraya Bar., Kec. Karangasem, Kabupaten Karangasem, Bali 80852.
Rute
Kalian tinggal mengarahkan kendaraan kalian menuju ke arah kabupaten karangasem – gianyar – klungkung – sampai tiba di lokasi pura.
Kira – kira kalian akan menempuh waktu perjalanan sekitar 2 jam menuju pura lempuyang, setibanya di karangasem untuk kalian yang membawa mobil carilah lokasi terminal kecil.
Disana kalian akan akan menitipkan kendaraan, kemudian kalian lanjutkan perjalanan dengan menggunakan mobil pick up menuju pura lempuyang.
Namun untuk kalian yang membawa motor dapat melanjutkan perjalanan ke arah puncak lokasi pura lempuyang dengan menggunakan motor pribadi.
Jarak dari lokasi terminal ke pura lempuyang dapat ditempuh dengan berkendara motor sekitar 30 menit.
Parkir motor di lokasi pura gratis.
Kalian arahkan kendaraan kalian menuju kawasan Candi Dasa, kota Amlapura.
Kemudian kalian akan menempuh perjalanan kurang lebih salam 2 jam menuju Lempuyang Luhur. Selepas itu, kalian akan menjumpai plang papan nama besar yang berhubungan dengan lokasi pas pura tersebut.
Jam Operasional
Pura Lempuyang buka setiap harinya (Senin – Minggu) mulai dari pukul 07.00 – 17.00 WITA.
Harga Tiket Masuk
Tiket Masuk | Sukarela |
Penyewaan sarung | Rp10.000 |
Parkir Mobil | Rp5.000 |
Tips
Karena Pura Lempuyang adalah tempat yang suci, maka ada beberapa ketentuan yang harus kalian patuhi, antara lain:
- Dilarang mengenakan pakaian terbuka – Tidak semua yang berkunjung memperoleh izin untuk mendaki hingga ke atas puncak.
- Dilarang memakai drone – Peringatan ini ditujukan untuk para fotografer. Walaupun diperkenankan untuk membidik gambar, Namun pemakaian drone dilarang, hal tersebut bertujuan supaya tidak mengganggu proses ibadah. Salah satu alasannya yaitu karena ia mengenakan pakaian mini atau terbuka (bahkan area bahu serta lutut juga harus tertutup). Aturan tersebut dikenakan guna menjaga kesucian dari pura sebagai pusat ritual ibadah.
- Dilarang ciuman – Berhubung. Di kawasan pura ini sangat religius sehingga semua bentuk ciuman sangat diharamkan di area sini.
- Wajib mengenakan kain – Sebagai bagian dari tradisi disana, setiap orang yang berkunjung ke pura wajib untuk mengenakan sarung minimal selutut yang disewakan di pintu masuk besar.
- Untuk wanita yang sedang datang bulan, tidak diperbolehkan untuk memasuki areal pura.
- Tidak diperbolehkan untuk masuk dengan membawa makanan atau jika kalian sebelumnya memakan daging Babi