Site icon Asaljeplak.my.id

Mengenal habitat asli Cucak Rowo

Untuk anda yang ingin mengetahui dan mengenal habitat asli cucak rowo beserta area penyebarannya, berikut ini akan kami berikan penjelasan selengkapnya akan hal tersebut supaya anda dapat semakin memahaminya.

Cucak rowo merupakan burung yang termasuk ke dalam jenis cucak-cucakan atau sering disebut juga sebagai merbah atau pengicau, yang termasuk ke dalam suku Pycnonotidae dengan nama ilmiah Pycnonotus zeylanicus.

Burung yang satu ini terkenal dengan kicauannya yang snagat merdu dan enak didengar, bersamaan dengan burung kicau lainnya seperti murai batu yang juga memiliki kicauan yang sangat indah.

Tidak hanya kicauannya saja yang terdengar merdu, warna bulu-bulunya pun indah dan merupakan perpaduan antara beberapa warna sekaligus yang semakin menambah kecantikan dari burung tersebut.

Untuk semakin memperkenalkan anda kepada burung kicau yang sangat indah ini, maka kami akan memberikan penjelasan mengenai bagaimana ciri-ciri fisiknya, mengenal habitat asli cucak rowo, dan juga beberapa tips lainnya terkait burung yang satu ini.

Ciri-ciri Cucak Rowo

Cucak rowo adalah burung kicau yang memiliki panjang total sekitar 28 cm, dan memiliki beberapa ciri khas dari segi fisiknya, yang pertama adalah pada bagian mahkotanya yang berwarna kuning pucat seperti jerami, dan kemudian adalah garis hitam yang ada di kedua mata dan di bagian kanan-kiri paruhnya.

Garis hitam yang ada pada mata tersebut memanjang dari belakang mata, kemudian terpotong di bagian bola mta nya, dan kemudian berlanjut hingga ke bagian pangkal paruhnya.

Kemudian garis hitam yang kedua adalah yang ada di bagian kedua sisi pangkal paruhnya, yang menebal dan memanjang ke arah leher atau bagian tenggorokannya sehingga sepintas terlihat seperti perpanjangan dari paruh.

Warna bulu mereka merupakan perpaduan antara coklat zaitun dengan corak garis putih yang lurus dan rapih, kemudian pada bagian sayap serta ekornya memiliki warna hijau kekuningan yang cerah.

Bola mata mereka bulat dan berwarna hitam, serta memiliki iris berwarna merah, dan paruh mereka pun berwarna hitam gelap yang panjang dan meruncing, serta agak melengkung di bagian depannya, lalu cakar mereka besar dan berwarna gelap diselingi dengan garis-garis putih.

Perbedaan antara cucak rowo jantan dan betina pun tidak terlalu besar, yang umumnya hanya ada di bentuk kepala (jantan lebih bulat dan menonjol), serta pada kecerahan warna bulu mereka.

Karakter Cucak Rowo

Burung cucak rowo merupakan burung yang aktif berkicau dan periang, senang berkumpul bersama kelompoknya, dan sangat lincah melompat kesana-kemari pada saat sedang menarik perhatian lawan jenis.

Mereka tidak terlalu mudah beradaptasi dengan lingkungan baru, terutama apabila di lingkungan yang benar-benar asing dan juga bising serta dipenuhi polusi udara dan juga suara.

Cucak rowo juga terkenal cukup emosional dan melankolis, di mana mereka bisa berdiam diri apabila mengalami stres, panik, atau ketika baru ditinggal mati oleh pasangannya, sehingga terkadang menyebabkan perawatan mereka menjadi sulit.

Populasi dan Persebaran Cucak Rowo

Burung cucak rowo merupakan burung yang ekslusif berada di beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Brunei, Malaysia, Indonesia, dan juga Singapura meskipun yang terakhir bukan merupakan habitat alami melainkan pusat penangkaran dan konservasi.

Di Indonesia sendiri populasi cucak rowo banyak ditemukan di pulau Sumatera dan Kalimantan, serta beberapa juga ditemukan di Pulau Jawa yang semakin berkurang, Bali, dan Nusa Tenggara.

Menurut data dari IUC Red List, jumlah populasi cucak rowo dewasa di Asia Tenggara saat ini hanya tinggal mencapai 600-1700 ekor dan jumlah itu pun masih terus berkurang setiap harinya.

Burung cucak rowo sendiri bukanlah burung migran alias mereka bukan merupakan jenis burung yang berpindah tempat pada musim tertentu, yang menyebabkan lokasi mereka sangat mudah dilacak dan alhasil mengakibatkan perburuan besar-besaran.

Penebangan hutan dalam sakala yang masif juga mengancam habitat asli mereka yang mana cucak rowo pada akhirnya akan kesulitan menemukan sumber makanan, dan seperti yang disebut bahwa mereka bukanlah burung migran, menyebabkan banyak dari spesies ini yang tidak dapat bertahan hidup.

Dengan kondisi populasi yang semakin memburuk tersebut maka saat ini penangkaran cucak rowo dalam jumlah dan skala yang besar sangatlah dibutuhkan untuk memastikan spesies ini terhindar dari kepunahan yang tentunya sangat tidak kita inginkan.

Habitat Asli Cucak Rowo

Untuk lebih mengenal habitat asli cucak rowo, seperti telah kami sebutkan sebelumnya, mereka banyak ditemukan di pulau Sumatera, Kalimantan, dan Jawa, serta beberapa negara lainnya.

Umumnya mereka bisa ditemukan di area dataran rendah, yaitu sekitar 800 meter dpl hingga 1600 dpl, namun saat ini dikarenakan populasinya yang terus berkurang mentyebabkan lokasi mereka semakin sulit ditemukan.

Mereka tinggal di area hutan rindang, dan sangat senang berkumpul di pepohonan yang terletak di pinggiran sungai yang dipenuhi dengan ilalang serta rerumputan di sekitarnya, serta sering juga mereka berkumpul di balik semak-semak tersebut untuk mencari makanan.

Cucak rowo sangat senang mengkonsumsi buah-buahan dan juga serangga yang bisa ditemukan di area hutan tempat mereka tinggal, serta mereka akan membuat sarang di atas pohon dan bentuknya akan menyerupai mangkok, yang biasanya akan dibuat dari rerumputan kering melalui kerjasama si jantan dan betina.

Musim kawin dari cucak rowo biasanya adalah antara bulan Juli hingga bulan September, di mana pejantan akan mencoba menarik perhatian betina, dan apabila berhasil maka mereka akan mulai membangun sarang bersama-sama di mana betina akan bertelur sekitar 2-4 telur.

Telur tersebut akan dierami secara bergantian oleh cucak rowo jantan dan betina hingga menetas, untuk kemudian anak mereka juga akan bergantian disuapi makanan hingga berusia 3 bulan.

Perburuan Cucak Rowo

Pada tahun 80-an, dan bahkan masih berlangsung hingga saat ini, di Jawa dan beberapa area lainnya ramai dilakukan perburuan cucak rowo guna dijadikan peliharaan dikarenakan burung tersebut dianggap memiliki prestise tinggi dan dianggap burung peliharaan raja-raja.

Para pemburu tersebut menggunakan beragam metode yang bisa digunakan untuk dapat menangkap cucak rowo, mulai dari yang tidak berbahaya hingga yang bisa dibilang memiliki risiko kematian bagi cucak rowo.

Mulai dari mengambil telur, cucak rowo anakan, hingga yang sudah dewasa, semua diburu tanpa pandang bulu dengan cara menggunakan jaring, umpan, ataupun pikat, yang semuanya ditujukan untuk dijual kembali dengan harga tinggi.

Sayangnya aksi perburuan ini tidak segera ditangani oleh pemerintah yang mengakibatkan populasi mereka terus menurun hingga saat ini, dan penangkaran atau konservasi untuk spesies cucak rowo pun bisa dibilang sangat sedikit di Indonesia.

Bahkan, pada tahun 2018, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan resmi mencabut status cucak rowo beserta empat jenis burung lainnya dari daftar satwa dilindungi.

Keempat burung lainnya adalah murai batu, jalak suren, anis-bentet kecil, dan juga anis-bentet sangihe.

Peraturan tersebut sejatinya guna melindungi penangkaran dari terkena jerat hukum, namun sayangnya efek samping yang terjadi adalah perburuan terhadap burung-burung tersebut di alam liar yang akan semakin tidak terkendali, karena tidak sepenuhnya pemburu-pemburu tersebut bekerja untuk penangkaran.

Apabila ini terus berlangsung dan dibiarkan, maka cucak rowo tinggal menunggu waktu untuk menuju kepunahan, dan mungkin hanya tersisa sedikit di beberapa penangkaran atau konservasi yang ada di Indonesia, Malaysia, Brunei, ataupun Singapura.

Penangkaran Cucak Rowo

Ada beberapa penangkaran burung cucak rowo yang tersedia di Indonesia, seperti Safrudin Farm di Jakarta, penangkaran milik Agung Trisnawanto di Jogjakarta, MBR Bird Farm di Bogor, dan lain sebagainya.

Masing-masing telah menjalani usaha penangkaran selama bertahun-tahun dan telah banyak mengikutkan cucak rowo mereka pada perlombaan kicau, atau untuk dijual sebagai hewan peliharaan di rumah-rumah.

Apabila anda tertarik untuk menjalani bisnis penangkaran cucak rowo, maka yang perlu dipastikan adalah anda memiliki lahan yang luas, jauh dari keramaian, dan jauh dari polusi udara maupun suara serta memiliki sumber air yang baik.

Nantinya anda juga harus membuat area terpisah untuk merawat anakan yang berusia 6 hari dan juga area terpisah yang jauh dari area penangkaran untuk digunakan sebagai kandang karantina bagi cucak rowo yang sakit.

Kandang cucak rowo pun harus memiliki beragam fasilitas yang akan membuat burung di dalamnya menjadi nyaman, mulai dari semak-semak, kolam kecil, pepohonan, hingga triplek atau ranting sebagai tempat mereka bertengger.

Anda juga harus memahami bagaimana menjaga cucak rowo dari serangan binatang lainnya, mulai dari serangga hingga serangan hewan pengerat seperti tikus atau hewan-hewan pemakan daging yang berkeliaran di sekitar lokasi penangkaran.

Selain itu, untuk memiliki penangkaran cucak rowo yang sukses, anda juga harus mengerti bagaimana cara mengawinkan cucak rowo dengan benar, karena proses tersebut tidak semudah kedengarannya karena kemungkinan terjadi ketidakcocokan cukup tinggi.

Dan yang terakhir tentunya adalah dalam mengelola penangkaran cucak rowo, anda harus menyediakan makanan dan minuman yang tepat, memberikan campuran vitamin serta kalsium bagi anakan, dan juga perawatan lainnya seperti memaster, memandikan, dan juga menjemur setiap hari secara rutin dan disiplin.

Kesimpulan

Perburuan yang tiada henti dari cucak rowo sejak tahun 80-an semakin mengikis jumlah populasi mereka yang ada di alam liar, dan bahkan status mereka saat ini bukan lagi sebagai hewan yang dilindungi menurut Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2018.

Kelestarian dari burng cucak rowo ini hanya tinggal bergantung kepada beberapa penangkaran yang tersebari di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura yang masih terus berusaha menjaga jumlah populasi dari burung tersebut.

Perburuan dengan menggunakan berbagai cara, baik oleh manusia dan juga oleh para predator, ditambah dengan penebangan hutan yang semakin menjadi-jadi, baik yang legal maupun ilegal, semakin mengancam kelangsungan hidup cucak rowo di habitat aslinya.

Oleh karena itu, kami sangat tidak menganjurkan anda untuk memburu brung cucak rowo di alam liar, dan sebaiknya membeli mereka dari penangkaran terdekat, atau lebih baik lagi, ikut membuka penangkaran guna meningkatkan peluang spesies burung tersebut dapat terus bertambah populasinya.

Kami haraokan pembahasan yang kami berikan mengenai habitat asli cucak rowo ini akan dapat menambah informasi dan pengetahuan yang anda butuhkan seputar jenis burung tersebut, dan bisa membantu anda yang ingin memelihara ataupun ingin membudidayakannya dengan baik dan benar.

Exit mobile version