Site icon Asaljeplak.my.id

Faktor Apa Saja yang Dapat Menyebabkan Pria Menjadi Menjadi Botak

Faktor Apa Saja yang Dapat Menyebabkan Pria Menjadi Menjadi Botak

Faktor Apa Saja yang Dapat Menyebabkan Pria Menjadi Menjadi Botak

Berikut ini adalah Faktor Apa Saja yang Dapat Menyebabkan Pria Menjadi Jadi Botak yang diharapkan bisa berguna, dapat dipraktekkan, serta menambah informasi yang diperlukan mengenai hal tersebut.

Kebanyakan orang dengan kepala botak dimulai dengan rambut rontok terlebih dahulu yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kebotakan adalah faktor keturunan, perubahan hormon, kondisi medis, atau ketika Anda dalam masa pengobatan.

1. Faktor keturunan

Sebagian besar kebotakan disebabkan oleh faktor keturunan. Pola kebotakan yang terjadi pada pria berbeda dengan pola kebotakan yang terjadi pada wanita. Biasanya kebotakan ini terjadi secara bertahap dan dalam pola yang dapat diprediksi. Kebotakan pada pria diawali dengan garis rambut di dahi yang makin mundur, disertai titik atau daerah lingkaran kebotakan kecil pada kulit kepala. 

Kebotakan pada pria dan wanita dapat disebabkan oleh androgenetik alopecia, yang adalah faktor keturunan dan dipengaruhi oleh hormon androgen. Setiap rambut pada kepala Anda memiliki siklusnya masing-masing, rambut rontok dan kemudian digantikan dengan rambut baru. Biasanya, folikel rambut rontok digantikan dengan rambut baru dalam ukuran yang sama. 

Pria lebih cepat mengalami kebotakan dibanding wanita. Pada pria, kebotakan bisa terjadi pada masa awal pubertas.
 
2. Perubahan hormon

Perubahan atau ketidakseimbangan hormon dapat menyebabkan Anda mengalami rambut rontok dan selanjutnya dapat berujung pada kebotakan rambut. Salah satu hormon yang berhubungan dengan pertumbuhan rambut adalah hormon androgen atau hormon seks pria. Salah satu fungsi dari hormon androgen adalah untuk mengatur pertumbuhan rambut. Penelitian menunjukkan bahwa pola kebotakan pada pria berhubungan dengan hormon androgen.

Pada wanita, perubahan hormon androgen biasanya terjadi setelah menopause, yang dapat menyebabkan kebotakan. Walau begitu, beberapa ahli mengatakan bahwa itu tidak berhubungan langsung. Seperti dilansir dari webmd.com, Dr. Nicole Rogers, seorang  ahli dermatologis dari Old Metairie Dermatology, mengatakan bahwa bisa jadi menopause dan rambut rontok hanya terjadi pada usia yang sama, tidak ada hubungan langsung.

Selain saat menopause, perubahan hormon pada wanita juga bisa terjadi saat kehamilan dan kelahiran. Pada saat kehamilan dan kelahiran, wanita biasanya juga mengalami kerontokan rambut. Selain itu, beberapa hormon dipengaruhi oleh kelenjar tiroid sehingga masalah pada kelenjar tiroid juga dapat menyebabkan rambut rontok.

3. Kondisi medis dan pengobatan

Kondisi medis dapat menyebabkan ruam, kemerahan, nyeri, kulit kepala mengelupas, rambut patah, kebotakan sebagian, atau pola yang tidak biasa dari rambut rontok yang menyertai rambut rontok sehingga berujung pada kebotakan.

Ada berbagai macam kondisi medis yang dapat menyebabkan rambut rontok sehingga berujung pada kebotakan, seperti gangguan kelenjar tiroid, anemia, penyakit autoimun, dan sindrom ovarium polikistik yang umumnya terjadi pada wanita.

Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh dapat menyerang folikel rambut. Menyebabkan rambut rontok tiba-tiba dan meninggalkan bekas halus pada kulit kepala, menghasilkan kebotakan membentuk lingkaran kecil di kulit kepala. Kerontokan rambut yang disebabkan sistem imun ini biasa disebut dengan alopecia areata.

Rambut rontok juga bisa terjadi karena stres yang ekstrem, trauma fisik seperti operasi atau sakit yang berkelanjutan, penurunan berat badan yang drastis selama periode waktu yang singkat, dan mengonsumsi terlalu banyak vitamin A. Rambut rontok dapat terjadi beberapa minggu sampai enam bulan setelah salah satu kondisi tersebut terjadi.
 

Exit mobile version