Asaljeplak.my.id

Apa itu Penyakit Ayan ? Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Apa itu Penyakit Ayan ? Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Apa itu penyakit Ayan? Berikut ini akan kami berikan infoemasi lengkapnya mengenai jenis penyakit tersebut.

Pengertian Ayan

Epilepsi atau ayan adalah suatu kondisi yang membuat penderitanya mengalami kejang secara berulang. Kurang lebih 50 juta orang dari populasi dunia adalah penderita epilepsi. Data yang diambil dari catatan WHO memperlihatkan bahwa pertumbuhan penderita epilepsi tiap tahunnya mencapai 2.4 juta orang. Hampir 80 persen penderita epilepsi tinggal di negara dengan pendapatan per kapita rendah dan menengah.

Tingkat keefektifan pengobatan epilepsi pada seorang penderita adalah 70 persen. Angka tersebut cukup tinggi, tapi 75 persen dari penderita epilepsi yang tinggal di negara berpendapatan per kapita rendah dan menengah tidak mendapatkan penanganan yang mereka butuhkan.

Status Epileptikus

Status epileptikus adalah kondisi ketika penderita epilepsi mengalami kejang selama lebih dari 30 menit atau mengalami serangkaian kejang pendek.
Saat itu terjadi, penderita biasanya akan berada dalam kondisi tidak sadar. Dibutuhkan tindakan segera untuk menanganinya, karena status epileptikus dapat menyebabkan kerusakan otak secara permanen –bahkan kematian.

Ayan

Diagnosis Ayan

Seseorang baru dapat dicurigai memiliki kondisi epilepsi apabila telah mengalami kejang lebih dari satu kali. Dokter akan mengumpulkan fakta seputar ciri-ciri kejang yang dialami pasien. Sebaiknya pasien telah memiliki catatan mengenai karakteristik kejang yang dialami, berdasarkan keterangan dari orang-orang yang melihat kejadian kejang pasien.

Selain itu, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien, gaya hidup, serta obat-obatan yang mungkin sedang dikonsumsi pasien. Apabila informasi yang terkumpul belum cukup untuk lakukan diagnosis, dokter dapat lakukan metode pemeriksaan lain, seperti:

Gejala Ayan

Gejala utama epilepsi adalah kejang lebih dari satu kali atau berulang. Karakteristik kejang bergantung pada bagian otak yang terganggu pertama kali. Meskipun karakteristiknya berbeda-beda, kebanyakan penderita mengalami kejang berulang dengan pola sama.

Menurut gangguan pada otak, epilepsi dibagi jadi dua, yaitu parsial dan umum.

Kejang Parsial
Pada kejang parsial atau focal, gangguan hanya dialami pada sebagian otak saja. Kejang parsial dibagi lagi jadi dua tipe, yakni:

1. Kejang parsial simpel
Pada saat mengalami kejang parsial simpel, penderita tidak hilang kesadaran. Gejala-gejala dari kejang parsial simpel adalah:

Gejala-gejala di atas dikenal sebagai sinyal peringatan. Sinyal ini timbul untuk memperingatkan penderita bahwa akan terjadi kejang, sehingga penderita dapat memberitahukan pada sekelilingnya atau pindah ke lokasi yang lebih aman.

Pada kejang parsial simpel, bagian tubuh yang mengalami kejang tergantung pada bagian otak mana yang mengalami gangguan. Jadi, kejang tidak hanya terjadi pada tangan atau kaki. Bahkan, ada penderita yang tidak mengalami kejang fisik tapi mengalami kejang psikis. Contohnya, merasa sangat gembira atau takut secara tiba-tiba.

2. Kejang parsial kompleks
Saat mengalami kejang parsial kompleks, penderita akan mengalami hilang kesadaran. Penderita juga tidak dapat mengingat kejang yang terjadi. Gejala-gejala kejang parsial kompleks adalah:

3. Kejang Umum
Pada kejang umum, gejala terjadi pada seluruh tubuh dan disebabkan oleh gangguan yang berefek pada seluruh bagian otak. Beberapa gejala kejang umum yang biasanya terjadi, yaitu:

Pengobatan Ayan

Sebagian besar epilepsi memang tidak dapat disembuhkan. Meskipun begitu, penderita dapat mengonsumsi obat-obatan untuk cegah terjadinya kejang. Obat yang umum diresepkan dokter adalah obat antiepilepsi (OAE). OAE terbukti efektif karena penderita epilepsi dapat mengalami penurunan frekuensi kejang secara drastis.

Dokter akan mempertimbangkan usia, kondisi, serta frekuensi kejang yang dialami pasien dalam menentukan jenis OAE yang akan diberikan. OAE yang diberikan dapat disesuaikan dengan obat-obatan yang mungkin sedang dikonsumsi oleh pasien untuk menangani penyakit lain, supaya kinerja keduanya tidak bersinggungan. OAE harus dikonsumsi secara teratur.

Efek samping OAE, antara lain:

Jika setelah mengonsumsi OAE, penderita mengalami perubahan suasana hati, depresi, atau muncul rasa ingin bunuh diri, segeralah berkonsultasi ke dokter.

Bedah otak
Jika OAE tidak efektif dalam mengurangi kejang, dokter mungkin akan menganjurkan bedah otak. Bedah otak dilakukan untuk mengangkat bagian otak yang menghasilkan kejang. Tindakan ini mungkin tidak akan menghilangkan kejang sepenuhnya, tapi penderita akan dapat mengonsumsi OAE lebih sedikit atau dalam dosis kecil.

Bedah otak tidak berpengaruh pada fungsi vital, seperti berbicara, kemampuan bahasa, fungsi motorik, penglihatan atau pendengaran. Meski demikian, risiko bedah tetap ada, yakni masalah ingatan dan stroke pascaoperasi. Untuk itu, sebaiknya penderita mendiskusikan dengan dokter tentang untung dan rugi tindakan ini—jika memang metode ini direkomendasikan.

Hidup dengan Epilepsi
Epilepsi memengaruhi kehidupan penderitanya dengan cara berbeda-beda. Meskipun begitu, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan supaya penderita bisa menjalani rutinitias dengan normal, antara lain:

Penyebab Ayan

Menurut penyebabnya, ada dua jenis epilepsi, yakni epilepsi idiopatik dan simptomatik. Epilepsi idiopatik adalah jenis epilepsi yang penyebabnya tidak diketahui. Ada dugaan bahwa kondisi ini disebabkan oleh faktor keturunan. Sebagian besar kasus epilepsi yang terjadi adalah epilepsi idiopatik.

Berbeda dengan epilepsi idiopatik, epilepsi simptomatik adalah kondisi epilepsi yang penyebabnya bisa diketahui. Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan epilepsi simptomatik, yaitu:

Pemicu Terjadinya Kejang
Bagi banyak penderita epilepsi, kejang dapat terjadi tanpa pemicu yang jelas. Meski demikian, ada beberapa faktor yang dapat dikategorikan sebagai pemicu terjadinya kejang, yaitu:

Exit mobile version