Asaljeplak.my.id

Apa itu Penyakit Anemia Sel Sabit ? Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Apa itu Penyakit Anemia Sel Sabit ? Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Apa itu penyakit Anemia Sel Sabit? Berikut ini akan kami berikan infoemasi lengkapnya mengenai jenis penyakit tersebut.

Pengertian Anemia Sel Sabit

Anemia sel sabit adalah kelainan darah yang terjadi akibat kelainan genetik, yang ditandai dengan bentuk sel darah merah yang abnormal. Bentuk sel darah merah yang abnormal tersebut biasanya menyerupai bulan sabit.

Penyakit ini banyak terjadi di Afrika dan Amerika. Anemia sel sabit terjadi semenjak anak-anak dan berlanjut hingga dewasa.

Penyakit Anemia Sel Sabit (Kateryna Kon/Shutterstock)

Penyebab Anemia Sel Sabit

Anemia sel sabit disebabkan oleh mutasi gen yang menyebabkan timbulnya hemoglobin yang berbeda, disebut HbS. Penyebab terjadinya mutasi gen ini belum diketahui.

Anemia sel sabit bisa memberat kondisinya pada keadaan:

Diagnosis Anemia Sel Sabit

Kejadian anemia sel sabit bukan kondisi yang sering terjadi di Indonesia. Diperlukan banyak pemeriksaan untuk memastikan diagnosis dan mengetahui komplikasi yang terjadi.

Pada tahap awal, dokter akan lakukan wawancara lengkap dan pemeriksaan fisik menyeluruh pada penderita. Lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan hemoglobin, leukosit, trombosit, fungsi ginjal (ureum, kreatinin, dan pemeriksaan air seni), fungsi hati (SGOT, SGPT, dan bilirubin), elektrolit, dan saturasi oksigen di dalam darah.

Jika memang diduga adanya penyakit anemia sel bulan sabit dari berbagai pemeriksaan tersebut, maka langkah selanjutnya adalah memastikannya dengan lakukan pemeriksaan elektroforesis. Pemeriksaan dilakukan dengan mengambil darah penderita, lalu diteteskan ke dalam supaya elektroforesis untuk melihat ‘pita’ apa saja yang akan muncul. Jika didapatkan kadar HbS yang tinggi, maka dapat dipastikan bahwa benar ada anemia sel sabit.

Untuk melihat adanya komplikasi dari anemia sel sabit, dokter kadang juga akan meminta dilakukan berbagai pemeriksaan radiologi seperti:

Gejala Anemia Sel Sabit

Gejala anemia bulan sabit nampak semenjak masa kanak-kanak, bahkan bisa nampak semenjak bayi. Anemia yang dialami cukup berat sehingga penderitanya nampak pucat, mudah lelah, lemas, lesu. Pada anak, perkembangannya bisa lebih lambat dari anak lain seusianya.

Meski penyakitnya bernama anemia bulan sabit, gejalanya tak hanya anemia. Gejala lainnya yang sering terjadi pada penderita adalah:

Pengobatan Anemia Sel Sabit

Hingga saat ini pengobatan anemia sel sabit lebih untuk mengatasi gejala-gejala yang muncul, bukan untuk menghilangkan penyakit.

Pengobatan untuk memperbaiki kondisi sel darah umumnya menggunakan hidroksiurea. Jika penderita anemia sel bulan sabit mengalami nyeri hebat, maka obat yang mengandung opioid atau sejenisnya boleh diberikan, misalnya metadon, morfin, fentanil, atau kodein. Kadang antidepresan juga perlu diberikan untuk membantu mengurangi nyeri.

Karena penderita anemia sel sabit rentan mengalami infeksi, maka penderitanya memerlukan vaksin untuk cegah beberapa penyakit. Di antaranya adalah vaksin pneumococcus, meningococcus, dan influenza. Jika infeksi telah terjadi, dokter akan mempertimbangkan pemberian antibiotik yang dapat membunuh berbagai jenis bakteri. Vitamin seperti asam folat juga dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah.

Jika terjadi luka-luka pada ujung jari, maka perawatan luka yang baik sesuai petunjuk dokter sangat diperlukan. Selain itu, jika anemia yang dialami cukup berat (terutama jika kadar hemoglobin di bawah 6 mg/dl) maka transfusi sel darah merah juga diperlukan.

Saat ini telah mulai ada harapan untuk menyembuhkan penyakit anemia sel sabit, yaitu dengan transplantasi sumsum tulang. Efektivitas pengobatan ini masih terus diteliti.

Pencegahan Anemia Sel Sabit

Hingga kini anemia sel sabit belum bisa dicegah. Akan tapi demikian, perlu diketahui bahwa penderita anemia sel sabit dapat menurunkan gen terjadinya penyakit tersebut pada anaknya.

Oleh karena itu, jika penderita anemia sel sabit hendak memiliki anak, sebaiknya lakukan konseling genetika dahulu dengan dokter untuk membicarakan kemungkinan anak mengalami penyakit yang sama juga.

Exit mobile version