Alasan Kenapa Bayi Sering Tertawa Sendiri Meski Tidak Ada yang Lucu

Alasan Kenapa Bayi Sering Tertawa Sendiri Meski Tidak Ada yang Lucu

Berikut ini adalah Alasan Kenapa Bayi Sering Tertawa Sendiri Meski Tidak Ada yang Lucu yang diharapkan bisa berguna, dapat dipraktekkan, serta menambah informasi yang diperlukan mengenai hal tersebut.

Apabila Anda memerhatikan dengan baik, sebagian besar bayi mulai bisa tersenyum pada usia 6 minggu hingga 3 bulan. Perlu diketahui pada awalnya senyum tersebut adalah gerakan refleks.

Sampai akhirnya hal ini adalah suatu tahap perkembangan otak serta sistem saraf lainnya. Ia mulai menyadari apa saja yang bisa membuatnya tersenyum juga tertawa. Bayi mulai bisa tertawa dengan jelas pada saat uasianya menginjak 3 hingga 4 bulan.

Salah satu alasan mengapa bayi senang tertawa adalah karena ia juga menyukai suara tawanya sendiri. Selain itu, ia juga menyukai respons orang-orang di sekitarnya saat ia tertawa.

Begitu buah hati Anda memahami asyiknya tertawa pada perkembangan kognitif bayi, ia akan lebih sering melakukannya, bahkan tanpa alasan tertentu.

Tertawa terasa membahagiakan dan suara-suara aneh yang keluar saat tertawa membuat bayi merasa lebih senang lagi. Lama-kelamaan, ia pun akan belajar menggerakkan mulut dan lidahnya untuk mengeluarkan suara tawa yang berbeda.

Sudah banyak penelitian ilmiah yang menggali penyebab bayi tertawa. Salah satunya menurut Jean Piaget, psikologis ternama asal Swiss. Piaget berpendapat bahwa tawa bayi adalah cara bayi untuk mendapatkan wawasan mengenai dunia sekelilingnya.

Caspar Addyman, seorang peneliti dari University of London mencari tahu hal ini lebih dalam melalui survei besar-besaran. Lebih dari 1000 orangtua dari seluruh dunia mengikuti survei ini dengan menjawab kapan, di mana, dan mengapa bayi mereka tertawa.

Hasilnya menunjukkan bahwa bayi tertawa bukan karena hal yang lucu. Padahal Anda telah berusaha keras untuk memancingnya untuk tertawa.

BACA JUGA:  5 Tips Perawatan Wajah dan Makeup bagi Pengguna Masker

Sebagian besar bayi menurut penelitian akan menunjukkan tawanya dibanding ekspresi kaget atau sedih ketika ia lakukan sesuatu yang tidak seharusnya, seperti menjatuhkan mainan, terjatuh saat bermain atau berjalan.
 

Scroll to Top