Tips Supaya Anak Cepat Paham dan Happy saat Belajar

Tips Supaya Anak Cepat Paham dan Happy saat Belajar

Berikut ini adalah Ini Tips Agar Anak Cepat Paham dan Happy saat Belajar yang diharapkan bisa berguna, dapat dipraktekkan, serta menambah informasi yang diperlukan mengenai hal tersebut.

Menurut Dr. Rose Mini Agoes Salim, M.Psi., psikolog sekaligus pendiri TK & SD Kreativitas Anak Indonesia, mengatakan pentingnya membuat anak-anak merasa bahagia untuk belajar atau sekolah sebagai kunci. “Bahagia itu akan menimbulkan motivasi. Motivasi itu akan bikin ia mencari sendiri ilmunya,” ungkapnya.
 
Salah satu cara membuat anak belajar dengan bahagia menurut psikolog yang kerap disapa Bunda Romy ini adalah dengan menggunakan pendekatan yang sesuai dengan gaya belajar anak-anak.
 
3 Jenis Gaya Belajar Anak

Menurut Bunda Romy, setiap anak punya kecenderungan memiliki satu gaya belajar yang dominan. Ada anak yang memiliki gaya belajar visual, yakni anak-anak yang cepat paham bila melihat warna, berbagai bentuk, dan simbol. Ada juga anak yang punya gaya belajar auditif, yakni mereka yang lebih mudah memahami sesuatu dengan mendengar, bisa melalui lagu, atau segala sesuatu yang diulang-ulang. Tak ketinggalan ada pula anak yang memiliki gaya belajar kinestetik, yakni mereka yang tampak sangat aktif dan sulit diam. Mereka belajar banyak hal dengan bergerak.
 
Observasi Gaya Belajarnya

Bunda Romy berpesan, “Kalau kita mau mengajarkan sesuatu diserap lebih cepat, maka sesuaikan dengan gaya belajarnya.” Maka penting bagi orang tua untuk mengobservasi gaya belajar anak dari kegiatan sehari-harinya. Nah, semenjak kapan gaya belajar anak bisa dikenali? “Bisa dikenali semenjak usia balita. Masih kecil saja telah kelihatan,” ujar Bunda Romy.
 
Apakah bisa anak punya gaya belajar kombinasi? “Sangat bisa!” jawab Bunda Romy. Nah, tugas orang tua adalah memberikan kemungkinan pada anak untuk memaksimalkan gaya belajarnya dan memberi stimulasi pada gaya belajar yang belum dominan pada diri anak.
 
Orang Tua Inovatif

Agar anak happy dalam belajar, maka orang tua harus berinovasi dalam proses belajar. Misal, saat belajar menghitung. Bagi anak auditori (memiliki gaya belajar auditif), mereka bisa diajak berhitung dengan menyanyi. Bagi anak visual, mereka bisa diajak menghitung bola berbagai warna. Sementara, bagi anak kinestetik, mereka bisa diajak menghitung bola sambil berlari memindahkannya ke dalam keranjang. Dengan demikian, matematika bukan lagi hal menakutkan bagi mereka, melainkan jadi hal yang menyenangkan. “Jangan capek inovasi, biar anak nggak bosan,” pesan Bunda Romy.

Scroll to Top