3 Ciri-Ciri Anak Kesulitan Belajar dan Berpikir

3 Ciri-Ciri Anak Kesulitan Belajar dan Berpikir

Berikut ini adalah Tanda Umum Anak Anda Mungkin Kesulitan dengan Belajar dan Berpikir yang diharapkan bisa berguna, dapat dipraktekkan, serta menambah informasi yang diperlukan mengenai hal tersebut.

Untuk beberapa anak, sekolah masuk akal. Segala sesuatu mulai dari menulis esai hingga pembagian panjang sangat mudah; belajar jadi mudah dan tugas sekolah bukanlah masalah. Bagi yang lain, mempelajari tabel perkalian atau mencari tahu apa yang berima dengan kata “kucing” tampaknya mustahil.

Semakin cepat anak-anak yang belajar atau berpikir secara berbeda mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan, semakin besar kemungkinan mereka untuk berkembang di sekolah dan kehidupan sehari-hari. Meskipun begitu banyak orangtua dan pengasuh tidak melihat tanda-tanda bahwa ada sesuatu yang terjadi dengan anak mereka sampai anak mereka tertinggal di sekolah. 

Menurut survei terbaru yang dilakukan oleh organisasi dampak sosial Understood, 62 persen orangtua dari anak-anak yang belajar dan berpikir secara berbeda mengatakan bahwa mereka memiliki harapan mereka memiliki alat atau sumber daya untuk membantu melacak perubahan dalam perilaku anak-anak mereka sebelum didiagnosis. Berikut beberapa tanda umum bahwa anak-anak mungkin belajar atau berpikir secara berbeda dan apa yang dapat dilakukan orangtua untuk membantu.

1. Kesulitan Dengan Sekolah dan Pekerjaan Rumah

Bagi banyak orangtua, peringatan bahwa ada sesuatu yang terjadi dengan anak mereka mungkin adalah nilai gagal dalam rapor atau tes matematika, tapi jika Anda melihat lebih dekat, tanda-tandanya sering muncul sebelum itu. Anak-anak yang belajar dan berpikir secara berbeda mungkin mengalami kesulitan dalam membaca dan mengenali huruf atau mengalami kesulitan dalam berima dan mengeja. Akibatnya, mereka mungkin tampak stres tentang membaca atau menghindarinya sama sekali. 

BACA JUGA:  Yang Perlu Diketahui Tentang Jamur untuk MPASI

Kesulitan memperhatikan di kelas atau saat mengerjakan tugas sekolah mandiri juga bisa jadi pertanda perbedaan belajar dan berpikir. Mereka bahkan mungkin menolak untuk mengerjakan pekerjaan rumah mereka atau seringkali membutuhkan bantuan tambahan dari orangtua dan guru untuk tetap mengerjakan tugas. Secara umum, sekolah dapat jadi sumber kecemasan bagi anak-anak yang belajar dan berpikir secara berbeda, hingga mereka merasa takut sekolah atau sering sakit perut atau sakit kepala.

2. Perjuangan Sosial

Ruang kelas bukanlah satu-satunya tempat di mana anak-anak yang belajar dan berpikir secara berbeda dapat mengalami kesulitan: kehidupan sosial mereka juga terbukti menantang. Perhatikan baik-baik persahabatan anak Anda, karena berjuang untuk menjalin atau mempertahankan teman bisa jadi pertanda masalah yang lebih dalam. 

Anak-anak yang belajar dan berpikir secara berbeda dapat mengalami kesulitan memahami isyarat sosial seperti bahasa tubuh dan aliran percakapan. Mereka mungkin sering menyela, atau tidak mendapatkan lelucon dan permainan kata-kata. Mengelola emosi mereka juga bisa jadi tantangan bagi anak-anak dengan belajar dan berpikir perbedaan, sehingga sulit untuk menjalin persahabatan.

3. Masalah Dengan Organisasi dan Rutinitas Harian

Tentu, semua anak meninggalkan kamar mereka dengan berantakan dari waktu ke waktu, tapi anak-anak yang belajar dan berpikir secara berbeda mungkin tidak terorganisir sampai mengganggu kehidupan sehari-hari mereka. Pikirkan secara teratur kehilangan buku sekolah atau pekerjaan rumah mereka atau menyisir tumpukan pakaian untuk menemukan pakaian bersih setiap hari. 

Mereka mungkin juga kesulitan mengikuti petunjuk arah dengan beberapa langkah. Menerapkan matematika dalam kehidupan nyata juga bisa jadi tantangan bagi sebagian orang yang belajar dan berpikir secara berbeda. Mereka mungkin kesulitan memberi tahu waktu atau menghitung berapa banyak uang kembalian yang akan mereka dapatkan dari kasir, misalnya.

BACA JUGA:  Kapan Anak Laki-Laki Berhenti Tumbuh Tinggi?

Apa yang Dapat Dilakukan Orangtua untuk Membantu?

Jika Anda melihat salah satu dari tanda-tanda itu pada anak Anda, Anda telah mengambil langkah pertama: memperhatikan jika ada yang tidak biasa. Amati dan telusuri pola perilaku anak Anda. Bicaralah dengan anak Anda, guru mereka, pekerja sosial, asisten, atau pengasuh tentang apa yang Anda amati. Berinteraksi dengan profesional tepercaya, seperti dokter anak.

Kesadaran bahwa anak Anda mungkin memiliki perbedaan dalam belajar atau berpikir bisa membuat Anda kewalahan pada awalnya. Daripada terburu-buru mengambil kesimpulan atau mencoba mendiagnosis anak Anda sendiri, lakukan langkah demi langkah. Dengan begitu, ketika Anda siap untuk berbicara dengan dokter anak anak Anda tentang apa yang Anda amati, Anda akan memiliki banyak informasi untuk dibagikan.
 

Scroll to Top