Profil dan Harga Tiket Desa Penglipuran

Profil dan Harga Tiket Desa Penglipuran

Berikut ini adalah Harga Tiket Desa Penglipuran yang diharapkan bisa berguna serta menambah informasi yang diperlukan terkait hal tersebut.

Nama dari tempat wisata Desa Penglipuran mungkin tak sepamor area Kuta atau Seminyak. Namun, desa adat satu ini memiliki daya tarik tersendiri yang tidak akan kalian jumpai di tempat lain.

Desa ini dikenal sebagai desa terbersih yang ada di dunia. Lingkungan dari Desa Penglipuran sangat asri serta sarat akan berbagai bangunan tradisional di dalamnya.

Bahkan saking menariknya, paket wisata dari area wisata ini telah dikenal oleh masyarakat luas di Indonesia dan juga mancanegara.

Sejarah

1. Asal usul nama

desa penglipuran bali

Dikutip dari cerita turun temurun yang dilontarkan oleh tokoh masyarakat penglipuran, berikut ini adalah 3 asal muasal dari nama desa tradisional bali ini. Diantaranya ialah sebagai berikut:

  1. Penglipuran adalah istilah yang berasal dari kata “pangeling” serta “pura”. Yang memiliki makna sebai tempat untuk pengingat pura yang ada di buyung gede sekaligus untuk mengingat leluhurnya.
  2. Penglipuran adalah istilah dari kata “pangleng” serta “pura”. Yang berarti jika desa ini dikelilingi dengan beberapa pura yang ada di empat penjuru mata anginnya.
  3. Penglipuran adalah istilah dari kata “pelipur” serta “lara”. Yang berarti sebagai tempat untuk menghibur pada waktu sedih dan juga sebagai tempat penduduk untuk menghibur sang raja pada saat terjadi masalah.

2. Sejarah desa

sejarah desa penglipuran

Sejarah Desa Penglipuran Bangli Bali memiliki lintasan sejarah yang tertulis rapi di dalam lontar, babad dan juga sebuah prasasti.

Desa adat penglipuran yang berada di desa kubu ini memiliki penduduk yang sebagian besarnya berasal dari desa Buyung Gede, kecamatan Kintamani, Kab. Bangli Bali.

Di dalam prasasti disebutkan jika desa ini juga disebut sebagai “desa buyung” yang memiliki arti sebagai pondok buyung gede.

Alkisah bermula dari zaman kerajaan bangli, yang mana penduduk desa buyung gede sering memperoleh tugas dari sang Raja Bangli. Tugas tersebut berupa turut serta dalam berperang dan aktivitas lainnya.

Namun sebab lokasi dari desa tersebut sangat jauh dari pusat kerajaan. Maka pada akhirnya Raja Bangli memutuskan untuk memberikan nama desa tersebut sebagai desa adat penglipuran. Yang sekarang masih menjadi lokasi aktivitas kerajaan.

Seiring dengan berjalannya waktu, warga desa ini kemudian membangun sebuah perkampungan baru dengan Kahyangan tiga. Yakni:

  • Pura Puseh
  • Pura Dalem
  • Pura Desa atau balai agung
BACA JUGA:  Informasi Jadwal Kereta Api Jayabaya

Dan juga ada lagi pura Dang Kahyangan yang memiliki bentuk menyerupai dengan pura yang ada di Desa Buyung Gede. Hal tersebut ternyata memiliki tujuan guna mengingat pura ngelingang yang terdapat di Desa Buyung Gede itu sendiri.

3. Penetapan desa wisata

desa adat penglipuran

Pada mulanya, desa ini hanyalah berupa desa yang ingin mempertahankan kebudayaan dari nenek moyang atau  leluhurnya saja.

Namun di tahun 1990-an, mahasiswa asal Udayana menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa ini dengan meninggalkan jejak berwujud pembangunan taman-taman kecil serta penataan lingkungan.

Hal tersebut kemudian membuahkan hasil di tahun 1991/1992. Yang mana terdapat beberapa wisatawan yang berkunjung ke desa ini, dan terkesan akan keindahannya.

Sedangkan oleh Dinas Pariwisata Daerah belum juga mengeluarkan kebijakan apa pun ataupun sumbangsih dalam melakukan pengelolaan kawasan ini.

Barulah dari sini, sesepuh serta para pemuda bersamaan dengan perwakilan pemerintah daerah dan kota merundingkan pengembangan potensi pariwisata Desa Adat Penglipuran.

Sehingga pada akhirnya di tahun 1993, desa adat ini kemudian ditetapkan sebagai Desa Wisata Penglipuran dengan Surat Keputusan (SK) Bupati No.115 tanggal 29 April 1993.

Objek Wisata

Berikut ini adalah beberapa objek wisata atau keunikan yang dapat kalian jumpai ketika berkunjung ke Desa Penglipuran, diantaranya ialah sebagai berikut:

1. Kearifan budaya lokal

desa penglipuran bangli

Desa Penglipuran Bangli Bali adalah pusat dari kerajinan anyaman bambu, pusat pertanian serta peternakan yang ada di Pulau Dewata.

Budaya lokal tersebut mengedepankan pengelompokan dari tata ruang desa yang begitu sangat rapi. Hal tersebut langsung dapat kalian jumpai pada saat kalian berkunjung ke objek wisata satu ini.

Kawasan desa ini sendiri dibagi menjadi 3 bagian teritorial, antara lain:

  • Area pemukiman warga
  • Area hutan bambu
  • Area pemakaman atau tempat kuburan (setra).

Sebagian besar masyarakat yang berada di desa adat penglipuran ini berprofesi sebagai petani. Hingga artikel ini diterbitkan, jumlah penduduk di desa ini dihuni oleh sedikitnya 226 KK.

2. Lokasi perkampungan

desa wisata penglipuran

Area perkampungan yang menjadi wilayah tempat tinggal penduduk desa adat penglipuran berada di kawasan bagian tengah desa penglipuran, tepatnya ada di bawah Pura.

Area tersebut menempati lahan seluas 110 hektar lebih yang mana total luas dari wilayah desa 40 persennya adalah hutan bambu.

3. Aturan yang unik

desa adat penglipuran bali

Terdapat beberapa aturan unik yang ada di Desa Penglipuran, diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Warga yang ingin menebang pohon bambu di sana maka mereka tidak boleh sembarangan, mereka harus izin dengan tokoh masyarakat terlebih dahulu.
  • Pria dilarang untuk memiliki istri lebih dari satu, hal tersebut adalah tradisi dari bagian untuk menghormati kaum wanita.
    Apabila ada orang yang melanggar hal tersebut, maka orang yang bersangkutan akan memperoleh sanksi adat berupa hukuman dikucilkan.
  • Adanya budaya hukuman untuk warga yang melakukan tindak pencurian di desa tersebut. Untuk para pelaku nantinya akan dikenakan sanksi adat berupa hukuman ritual memberikan sesaji berupa 5 ekor ayam dengan warna bulu yang berbeda di dalam 4 pura leluhur mereka.
  • Serta tradisi yang unik terakhir adalah umat beragama hindu disana akan mengubur mayat warga yang meninggal, sebab biasanya dibakar (ngaben).
BACA JUGA:  Profil dan Harga Tiket Galeri Nasional

4. Falsafah Tri Hita karana

Falsafah Tri Hita karana

Masyarakat Desa Penglipuran ini dari waktu ke waktu senantiasa amat memegang teguh falsafah bali yang disebut sebagai “Falsafah Tri Hita karana”.

Falsafah Budaya Bali tersebut mengajarkan masyarakat mengenai bagaimana caranya untuk mengharmoniskan hubungan manusia dengan sesamanya, lingkungan dan juga dengan sang pencipta -Nya.

5. Desa unik di Bali

Desa unik di Bali

Seperti yang telah kita ketahui, Desa Penglipuran Bangli Bali ini menawarkan kawasan yang belum tersentuh dengan adanya pengaruh modern dan juga budaya luar.

Di tahun 1995, desa ini ditetapkan sebagai area percontohan pertama untuk Desa Wisata yang ada di Indonesia oleh pemda Bangli.

Bentuk bangunan yang unik berupa atap dan juga dinding rumah yang tersebut dari bambu serta ukuran pintu pintu gerbang (angkul) rumahnya yang sama menjadi pemandangan yang akan kalian lihat pertama kali ketika berkunjung kesini.

Tata letak pembagian ruang dalam setiap rumah pun sama, dimana antara kamar tidur dengan dapur dan juga pintu gerbangnya terbuat dari bahan tanah liat.

Konsep pembangunan yang jelas, menandakan jika desa ini sangat mengedepankan area tempat tinggal yang menyatu dengan alam.

6. Keindahan alam Bali

Keindahan alam Bali

Desa adat satu ini masuk ke dalam wilayah desa Kubu, kecamatan Kintamani, Kabupaten bangli yang berhasil memperoleh predikat desa terbersih.

Perlu kalian ketahui jika desa ini berada di atas ketinggian sekitar 550 sampai 750 meter di atas permukaan air laut.

Sehingga desa ini memiliki hawa yang sangat sejuk yang berpadu dengan nuansa tenang alam kehidupan masyarakat desa penglipuran yang masih sangat memegang kuat adat istiadat serta budaya bali.

7. Desa wisata kuliner

wisata kuliner

Selain berbagai keunikan di atas, desa ini ternyata juga memiliki daya tarik berupa aneka macam kuliner yang siap untuk memanjakan lidah kalian.

Pengolahan sumber daya pangan di desa ini sangat dijaga oleh warganya secara maksimal. Sehingga diolah dengan cara kreatif dan juga inovatif.

Berikut ini adalah beberapa contoh dari makanan khas Desa Penglipuran yang wajib untuk kalian coba. Diantaranya ialah sebagai berikut:

  1. Sueg
    Menjadi makanan favorit penduduk desa adat penglipuran, kuliner khas ini terbuat dari umbi – umbian mati dari pohonnya.
  2. Loloh Cemcem
    Loloh cemcem adalah minuman kesehatan atau jamu yang memiliki 6 rasa yang unik yakni manis, asam serta pedas.
    Harga dari sebotol loloh cemcem dibandrol dengan tarif: Rp5.000.
  3. Tipat Cantok
    Kuliner selanjutnya adalah sejenis ketoprak khas jakarta yang berupa gado – gado dan di atasnya ditaburi dengan kacang mentik khas bali
    Harganya seporsinya dibandrol dengan tarif: Rp5.000.
  4. Donat Ketela
    Sesuai dengan namanya, kuliner ini berupa donat yang terbuat dari bahan ketela singkong, Namun memiliki cita rasa yang khas.
    Harganya dibandrol Rp5.000/ kotak @ 3 pcs.
BACA JUGA:  Informasi Jadwal Kereta Api Brantas Tambahan

Paket Wisata

Berikut ini ada beberapa rekomendasi paket wisata yang dapat kalian coba:

  1. Paket Wisata Adventure Bali Camping Desa Penglipuran
    Sensasi bermalam di luar ruangan alam terbuka.
    Harga mulai dari Rp420.000/ orang ( 20 orang ).
  2. Paket Wisata Adventure Bali Cycling Desa Penglipuran
    Sensai menikmati suasana alam desa wisata adat penglipuran dengan menggunakan sepeda.
    Harga mulai dari Rp490.000/ orang (2 orang).

Fasilitas

  • Pura
  • Sekolah
  • Ruang terbuka hijau
  • Penginapan
  • Guest house
  • Homestay dengan banyak pilihan
  • Camping area
  • Sarana berbagai kegiatan
  • Toilet
  • Area parkir

Lokasi

Desa Penglipuran berada di alamat: Jl. Penglipuran, Kubu, Kec. Bangli, Kabupaten Bangli, Bali 80661.

Kontak: 

  • No. telephone: 0822-6600-7575
  • Twitter: @penglipuranbali

Rute

Lokasinya berjarak sejauh 56 KM dari arah Bandar Udara Internasional Ngurah rai yang dapat kalian tempuh dengan waktu perjalanan sekitar 1 jam 40 menit.

Jarak dari Kuta menuju desa Penglipuran Bangli, kurang lebih 53 kilometer yang dapat kalian tempuh dengan waktu perjalanan sekitar 1 jam 30 menit.

Lokasi ini juga sangat strategis yang juga terletak pada:

  • 5 Km dari arah pusat kota Bangli
  • 45 Km dari arah pusat kota Denpasar
  • 700 mdpl

Untuk rutenya, kalian dapat menggunakan google maps, atau aplikasi petunjuk jalan lainnya seperti Waze.

Desa Penglipuran menempati lahan seluas 112 ha (hektare) yang terdiri atas:

  • 49 ha ladang
  • 37 ha hutan bambu
  • 12 ha perumahan penduduk

Batas wilayah dari Desa Penglipuran yaitu:

  • Barat: Tukad (sungai)
  • Timur: Desa Adat Kubu
  • Selatan: desa adat Gunaksa
  • Utara: desa adat Kayang

Jam Operasional

Desa Penglipuran buka setiap harinya (Senin – Minggu) mulai dari pukul 08.00 – 17.00 WITA.

Harga Tiket Masuk

KeteranganHarga
WNI Dewasa Rp15.000/ orang
WNI Anak – Anak Rp10.000/ orang
WNA Dewasa Rp30.000/ orang
WNA Anak – Anak Rp25.000/ orang
Parkir Kendaraan Roda Empat Rp5.000/ mobil
Parkir Kendaraan Roda Dua Rp2.000/ motor.

Tips

  • Patuhi seluruh peraturan yang ada desa.
  • Jangan merusak tanaman maupun bangunan yang ada di areal perumahan warga.
  • Berjalanlah di jalur yang telah disediakan.
  • Meski desa ini bebas dikunjungi oleh siapa saja, kalian tidak boleh memasuki rumah ibadah secara sembarangan. Kalian harus meminta izin khusus kepada warga, apakah diperkenankan masuk atau tidak. Pada umumnya, wanita yang tengah haid dilarang masuk.
  • Lakukan interaksi dengan penduduk lokal serta bersikap sopan supaya dapat diterima dengan baik.
  • Jangan menginjak canang atau sesajen yang telah dibuat oleh penduduk disana. Berjalanlah secara memutar dengan tidak melompati canang.
  • Jangan membuang sampah sembarangan.
  • Hal yang diperkenankan untuk dilakukan di sini yaitu mengambil foto serta mengamati aktivitas penduduk lokal.
  • Pastikan jika memori kamera kalian kosong, sebab banyak sekali sudut menarik yang dapat kalian diabadikan disana.
  • Jangan menyentuh maupun mengotori benda yang dipajang di desa ini. Jika hendak berfoto, lakukanlah dari arah jauh.

Scroll to Top