Site icon Asaljeplak.my.id

Efek Samping Kecanduan Internet bagi Anak

Efek Samping Kecanduan Internet bagi Anak

Efek Samping Kecanduan Internet bagi Anak

Berikut ini adalah Pandemi Akibatkan Anak Kecanduan Internet, Awas! Risikonya Kerusakan Fungsi Otak yang diharapkan bisa berguna, dapat dipraktekkan, serta menambah informasi yang diperlukan mengenai hal tersebut.

Internet dan gim online jadi primadona anak-anak selama pandemi COVID-19. Sebab, aktivitas dan kegiatan di luar rumah telah tentu bahaya karena bisa terpapar virus Corona. Akan tapi aktivitas yang lama dengan internet juga membuat anak kecanduan. Dampaknya pun tak main-main karena bisa berisiko merusak fungsi otak.

Menurut dokter Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr. Kristiana Siste, SP.Kj (K), risiko kecanduan internet ditunjukkan jika penggunaannya lebih dari 11 jam per hari. Ia menjelaskan, kecanduan internet bisa mengganggu fungsi otak, terutama pada anak-anak.

“Jika anak atau remaja mengalami kecanduan internet, ada area otak anak yang rusak. Misal area dorsolateral prefrontal cortex, ketika rusak maka anak atau remaja tidak lagi bisa mengendalikan perilaku bermain internet,” kata Kristiana dalam webinar bersama Kemenkes, baru-baru ini.

Ia menambahkan, ada area otak bernama anterior Cingulate cortex, Insula, putamen, dan caudate yang juga bisa rusak sehingga mengakibatkan anak tidak bisa mengendalikan keinginan untuk berhenti bermain internet.

“Pada mereka yang mengalami kecanduan, saat ditanya apakah ingin berhenti, tentu (ingin berhenti). Tapi tidak bisa. Dan juga ada gangguan emosi dan memori. Jadi daya memori turun, emosi jadi labil,” pungkasnya.

Dari penelitian yang dilakukan RSCM pada 2019, lanjut Kristiana, ditemukan bahwa ketika remaja mengalami kecanduan internet, terjadi penurunan aktivitas pada area otak lateral pre frontal cortex dan lateral pariental.

Kedua area otak itu berguna untuk konsentrasi, berpikir untuk menyelesaikan masalah, dan pengendalian diri.

“Ketika area itu rusak, anak akan sulit membuat keputusan, jadi sulit konsentrasi, pelajaran terabaikan, pengendaliannya buruk. Area lateral parietal berguna untuk introspeksi diri,” tandasnya.

Exit mobile version