Site icon Asaljeplak.my.id

Cara Menangani Anak yang Ketahuan Mencuri

Cara Menangani Anak yang Ketahuan Mencuri

Cara Menangani Anak yang Ketahuan Mencuri

Berikut ini adalah Pencurinya Adalah Anak Anda! Bagaimana Mengatasinya? yang diharapkan bisa berguna, dapat dipraktekkan, serta menambah informasi yang diperlukan mengenai hal tersebut.

Apakah anak-anak terlahir kleptomaniak?

Jika Anda pernah meninggalkan toko hanya untuk mendapati anak Anda menggenggam sepotong permen atau mainan yang tidak Anda beli, Anda mungkin berpikir begitu. Tetapi cara orang tua menangani momen-momen ini ketika anak masih kecillah yang menentukan perilaku anak Anda di kemudian hari.

Dalam buku Dr. Spock’s Baby and Child Care, pakar perawatan anak Dr. Benjamin Spock mengatakan, “Anak batita mengambil barang-barang yang bukan milik mereka, tapi itu tidak benar-benar mencuri. Mereka tidak memiliki perasaan yang jelas tentang apa yang jadi milik mereka dan apa yang bukan.”

Itulah sebabnya permen yang diambil dari toko itu jadi kesempatan yang sangat berharga untuk belajar. Anda sebagai orang tua dapat memilih untuk mengabaikannya, yang mengirimkan pesan bahwa perilaku itu dapat diterima, atau Anda dapat menjelaskan pada anak bahwa mengambil sesuatu yang bukan miliknya adalah salah, kemudian kembali ke toko bersama anak itu dan mengembalikan barang tersebut.

Begitu seorang anak mencapai usia 6 tahun, ia harus tahu bahwa mencuri itu salah, jika mereka kedapatan mencuri, dimana hal ini adalah perilaku eksternalisasi.

Anak-anak berkomunikasi melalui perilaku mereka ketika ada gangguan dalam hubungan mereka dengan orang tuanya. Gejala perilaku ini dapat dipecah jadi dua kategori umum; internalisasi dan eksternalisasi. Mencuri adalah contoh perilaku eksternalisasi. 

Anak-anak yang lebih kecil mungkin tidak bahagia atau kesepian atau kurang bisa mengendalikan diri. Untuk anak-anak yang lebih besar, mencuri mungkin adalah cara untuk menghilangkan stres, mendapatkan sensasi atau perhatian, berteman, atau memberontak terhadap orang tua. 

Apa pun alasannya, reaksi orang tua harus bergantung pada apakah mencuri itu adalah hal yang pertama kali dilakukan, atau telah sering terjadi. Anda harus dapat menjelaskan bahwa mencuri tidak dapat diterima, dan itu adalah kejahatan.

Ketika anak-anak usia sekolah mencuri, tindak lanjuti dengan konsekuensi seperti bertemu dengan departemen keamanan toko dan meminta anak Anda meminta maaf. Sementara anak yang berulang kali mencuri mungkin membutuhkan bantuan profesional.

Obatnya terletak pada teguran yang jelas dan memastikan bahwa orang tua tidak memodelkan perilaku semacam ini dengan misalnya berbicara tentang hal-hal seperti menipu pajak penghasilan, atau membebankan panggilan telepon pribadi ke telepon bisnis mereka di depan anak. Anak akan mengingat hal tersebut, dan jangan sampai mereka mengatakan ‘orang tua saya melakukannya, jadi tidak apa-apa’. 

Tidak ada orang tua yang bangga telah jadi contoh model buruk yang ditiru oleh anak-anaknya. Sehingga penting untuk selalu mengingatkan dan menjelaskan mengapa suatu hal tidak boleh dilakukan, selain karena tidak baik, Meskipun begitu hal tersebut dapat membuat mereka berurusan dengan hukum.

Exit mobile version