Berikut ini adalah Awas, Hindari Mengucapkan 5 Hal ini Pada Anak yang diharapkan bisa berguna, dapat dipraktekkan, serta menambah informasi yang diperlukan mengenai hal tersebut.
Tidak mudah jadi orangtua. Ketika dua orang memutuskan untuk memiliki anak, tiba-tiba Anda akan menemukan begitu banyak orang yang memberi tahu Anda cara membesarkan bayi Anda. Mereka juga akan mempertanyakan keterampilan pengasuhan Anda yang bisa sangat mengganggu telinga.
Setiap orang tua tidaklah sempurna, ada kalanya orang tua cenderung kehilangan kesabaran dalam menghadapi anak, dan akhirnya mengatakan banyak hal yang menyakitkan. Terkadang tidak apa-apa, tapi jika Anda terbiasa mengatakan hal-hal yang menyakitkan, hal tersebut dapat berdampak pada anak Anda.
Harga diri dan kepercayaan diri anak Anda sepenuhnya ada di tangan Anda. Jika Anda terus-menerus memarahi anak Anda dan merendahkannya, maka mereka akan tumbuh jadi anak yang tertutup dan tidak bahagia.
Berikut 5 hal yang tidak boleh dikatakan pada anak Anda (Kata-kata tidak harus sama, Namun lihatlah maknanya):
1. “Kamu nggak becus banget jadi anak!”
Anak-anak pasti akan sering lakukan kesalahan. Jangan menghukum mereka atau membuat mereka merasa bersalah karena membuat keputusan yang salah. Setiap manusia, mulai semenjak kecil hingga tua tidak terlepas dari yang namanya berbuat salah. Walau begitu belajar dari kesalahan yang dibuat, jauh lebih baik untuk perkembangan mental anak Anda.
Akan lebih baik buat anak, jika Anda sebagai orang tua memberikan arahan dan ajak anak Anda untuk bersama-sama menganalisis ‘kesalahan’ yang terjadi; apakah yang salah dari hal itu, bagaimana konsekuensinya, bagaimana hal itu tidak terulang lagi, dan sebagainya.
Dibandingkan Anda marah-marah yang cuma memuaskan rasa frustasi Anda, tapi tidak membantu anak Anda belajar dari kesalahan dengan cara yang ‘benar’, ada baiknya jika Anda bisa menuntun mereka untuk memiliki pola pikir untuk belajar jadi lebih baik lagi.
2. “Contoh donk kakak/adik kamu!”
Membanding-bandingkan anak dengan saudaranya atau anak lain yang adalah teman anak Anda adalah salah satu hal yang paling umum terjadi. Walau begitu hindari untuk melakukannya.
Jangan mengisi pikiran anak Anda dengan kecemburuan yang berujung kekesalan pada saudaranya, dan menambah perasaan minder bahwa dirinya tidak pernah lakukan hal yang benar. Lama kelamaan hal tersebut dapat menciptakan pikiran negatif bahwa ia tidak berharga atau tidak sepintar atau sebaik anak yang Anda gunakan sebagai pembanding.
Anda harus mengenal dan memahami kemampuan anak Anda sendiri, dukung anak Anda untuk berkembang dan berbuat lebih baik dengan caranya sendiri, atau berikan arahan yang sesuai dengan kemampuan anak Anda.
3. “Waktu Mama/Papa seumuran kamu…,”
Tidak ada hubungannya apa yang pernah Anda alami ketika seusia anak Anda, karena anak Anda bukan Anda. Mereka adalah individu yang berbeda dengan lingkungan di zaman yang berbeda dengan Anda.
Berhentilah memberi tahu anak Anda kalau ketika seusianya Anda lakukan ‘hal yang lebih baik’ sehingga Anda bisa mencapai kehidupan seperti sekarang ini.
Anda perlu bertanya pada diri Anda sendiri, apakah waktu kecil Anda memiliki lingkungan hidup dan sosial yang sama persis dengannya? Apakah Anda lakukan segala sesuatu secara sempurna tanpa pernah berbuat kesalahan, sehingga Anda mengharapkan hal yang pada anak Anda?
Jika tidak, cobalah untuk mengerti kehidupan yang sedang dijalani anak Anda. Anda boleh saja menceritakan perjuangan Anda ketika muda dulu, Namun jadikan itu sebagai suatu cerita yang indah, bukan untuk membandingkan dengan anak Anda. Percayalah, tanpa diminta anak Anda mungkin akan terinspirasi sendiri untuk belajar lebih baik supaya jadi seperti Anda.
4. “Mama/Papa menyesal punya anak kayak kamu!”
Separah apa pun kesalahan yang dibuat anak Anda, dan semarah dan sekecewa apa pun Anda terhadapnya, usahakan jangan pernah mengeluarkan pernyataan ini dari mulut Anda sebagai orang tua.
Kalimat tersebut memiliki dampak yang negatif dan meninggalkan luka yang dalam pada anak Anda. Anak Anda akan selalu mengingatnya hingga dewasa, dan jangan heran bila mereka akhirnya menjauh dari Anda.
5. “Kamu tuh kayak Mama/Papa kamu, sukanya…,”
Pertengkaran dalam pernikahan tidak bisa dihindari, Namun jika Anda sering bertengkar di depan anak Anda, mereka lama kelamaan akan mengerti mengapa orang tuanya bertengkar.
Ketika anak Anda lakukan kesalahan dan Anda mengucapkan kalimat ini, anak Anda akan merasa sedih karena semua pertengkaran yang pernah disaksikannya, dimana ketika kalimat ini disebutkan, bukanlah jadi kesalahan anak Anda semata, Namun ada kekesalan terhadap pasangan Anda yang malah Anda timpakan juga ke anak Anda, karena mungkin mereka lakukan hal yang sama, yang membuat Anda jengkel.
Selain menghindari mengucapkan kalimat ini, ada baiknya juga Anda menghindari bertengkar di depan anak, karena bagaimana pun juga anak Anda masih belajar (terutama jika usianya masih kecil) untuk memiliki respek yang sama ke kedua orang tuanya.