Asaljeplak.my.id

Apa itu Penyakit Epilepsi ? Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Apa itu Penyakit Epilepsi ? Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Apa itu penyakit Epilepsi? Berikut ini akan kami berikan infoemasi lengkapnya mengenai jenis penyakit tersebut.

Pengertian Epilepsi

Epilepsi adalah suatu gangguan sistem persarafan sentral, di mana aktivitas dari otak jadi abnormal. Gangguan ini dapat menyebabkan kejang atau periode di mana seseorang mengalami perilaku abnormal, sensasi abnormal, dan terkadang hilangnya kesadaran.

Tanda dan gejala dari kejang dapat bervariasi. Sebagian orang dengan epilepsi bisa saja hanya menunjukkan tatapan kosong selama beberapa detik saat mengalami kejang. Sementara sebagian lainnya dapat mengalami kaki atau tangan yang menyentak.

Umumnya, seseorang didiagnosis mengalami epilepsi apabila telah mengalami setidaknya dua kali kejang yang tidak diprovokasi. Sebagian anak dengan epilepsi dapat tidak menunjukkan gejala lagi seiring dengan bertambahnya usia.

Epilepsi

Penyebab Epilepsi

Pada sekitar separuh populasi pasien dengan epilepsi, umumnya penyebab yang mendasari tidak dapat teridentifikasi. Pada separuh lainnya, kondisi ini diduga berkaitan dengan berbagai faktor, di antaranya:

Pada kasus-kasus tersebut, terdapat kemungkinan adanya pengaruh genetik yang terlibat. Para pakar telah mengasosiasikan beberapa tipe epilepsi dengan terdapatnya komponen genetik tertentu.

Akan tapi, pada sebagian besar orang, genetik hanyalah sebagian dari penyebab epilepsi. Adanya gen tertentu dapat membuat seseorang lebih sensitif terhadap kondisi lingkungan yang dapat mencetuskan timbulnya kejang.

Beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya epilepsi adalah:

Dapat dilakukan upaya untuk cegah risiko terjadinya penyakit tersebut. Beberapa di antaranya membatasi konsumsi alkohol, menghindari merokok, mengonsumsi diet yang seimbang, dan berolahraga secara rutin.

Gejala Epilepsi

Karena epilepsi disebabkan oleh aktivitas listrik abnormal pada otak, kejang yang timbul dapat memengaruhi proses koordinasi pada otak. Tanda dan gejala dari kejang dapat mencakup:

Tanda dan gejala dari epilepsi dapat bervariasi, bergantung dari tipe kejang yang terjadi. Pada sebagian besar kasus, individu dengan epilepsi umumnya menunjukkan tipe kejang yang sama setiap kalinya. Oleh sebab itu, tanda dan gejala yang timbul dapat cukup serupa pada setiap episode.

Dokter umumnya mengklasifikasikan kejang jadi dua kelompok besar, yakni kejang fokal dan kejang umum. Pengelompokan ini bergantung dari awal aktivitas abnormal pada otak.

Apabila kejang tampak terjadi sebagai akibat dari aktivitas abnormal pada satu area saja di otak, kejang yang terjadi disebut sebagai kejang fokal atau parsial. Kejang jenis ini dapat dibagi lagi jadi dua kategori, yakni kejang fokal tanpa gangguan kesadaran dan kejang fokal dengan gangguan kesadaran.

Terkadang, tanda dan gejala dari kejang fokal dapat sulit untuk dibedakan dengan gangguan neurologis lainnya, seperti migrain, narkolepsi, atau gangguan jiwa. Oleh sebab itu, pemeriksaan yang mendetail dibutuhkan untuk membedakan epilepsi dari gangguan lainnya.

Kejang yang terkesan melibatkan seluruh area otak disebut sebagai kejang umum. Kejang umum dapat dibagi jadi enam tipe, yakni kejang absans, kejang tonik, kejang atonik, kejang klonik, kejang mioklonik, dan kejang tonik-klonik, dengan setiap tipe memiliki tanda dan gejala yang berbeda.

Diagnosis Epilepsi

Diagnosis dari epilepsi dapat ditentukan berdasarkan wawancara medis yang mendetail, pemeriksaan fisik secara langsung, dan pemeriksaan penunjang tertentu bila dinilai dibutuhkan. Pada saat lakukan pemeriksaan fisik, dokter dapat lakukan evaluasi sistem neurologis dengan menilai perilaku, kemampuan motorik, fungsi mental, dan hal-hal lainnya untuk mendiagnosis kondisi yang dialami serta menentukan tipe dari epilepsi.

Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah:

Pada pemeriksaan ini, dokter meletakkan elektroda pada kepala yang merekam aktivitas listrik di otak. Pada orang dengan epilepsi, sering tampak adanya perubahan dari pola normal gelombang otak, juga pada saat seseorang tidak mengalami kejang.

Dokter juga dapat memantau melalui video saat lakukan EEG pada saat penderita terjaga atau tertidur, untuk merekam adanya kejang yang dialami. Merekam kejang dapat membantu dokter menentukan jenis kejang yang dialami atau menyingkirkan kemungkinan penyebab lainnya.

Pemeriksaan ini menggunakan sejumlah kecil zat radioaktif yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah vena. Tujuannya untuk menghasilkan peta tiga dimensi dari aktivitas aliran darah di otak pada saat terjadi kejang.

Penanganan Epilepsi

Penanganan dari epilepsi umumnya diawali dengan pengobatan. Apabila pengobatan tidak dapat mengatasi kondisi ini, dapat direkomendasikan penanganan lainnya, seperti pembedahan atau prosedur lain.

Beberapa pilihan penanganan pada epilepsi adalah:

Menentukan jenis pengobatan dan dosis membutuhkan evaluasi yang mendalam dengan dokter yang menangani penderita tersebut. Dokter dapat mempertimbangkan kondisi yang dialami, frekuensi kejang, usia, dan berbagai faktor lainnya saat mempertimbangkan pengobatan yang paling sesuai.

Beberapa efek samping yang dapat timbul dari pengobatan anti-kejang, Akan Tetapi cukup jarang, adalah rasa lelah, pusing, peningkatan berat badan, penurunan densitas tulang, ruam pada kulit, gangguan koordinasi, gangguan wicara, serta gangguan daya ingat dan proses pikir.

Dokter umumnya dapat mempertimbangkan untuk lakukan pembedahan apabila kejang berasal dari area otak yang berukuran kecil dan terdefinisi dengan baik. Atau bisa juga jika area tersebut tidak mengganggu fungsi vital seperti wicara, bahasa, fungsi motorik, daya lihat, atau pendengaran.

Pencegahan Epilepsi

Karena sebagian dari epilepsi tidak diketahui penyebab yang mendasarinya, maka belum terdapat metode pencegahan yang terbukti efektif secara sepenuhnya dalam cegah terjadinya penyakit tersebut.

Akan tapi, pada epilepsi yang didasari penyebab tertentu, seperti cedera kepala atau stroke, hal ini dapat dicegah dengan cegah terlebih dahulu penyebab yang mendasarinya. Misalnya, cedera kepala dapat dicegah dengan menggunakan helm saat mengendarai sepeda dan sepeda motor, atau saat lakukan aktivitas dengan risiko cedera kepala.

Begitu pula dengan stroke, yang dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi gizi seimbang, menghindari merokok, membatasi konsumsi alkohol, dan menjaga tekanan darah supaya tetap stabil.

Kesimpulan

Demikianlah yang dapat kami sampaikan terkai apa itu penyakit Epilepsi untuk Anda ketahui, mulai dari definisi, penyebab, gejala, pencegahan, dan pengobatannya. Semoga dapat menambah dan memberikan informasi yang dibutuhkan mengenai hal tersebut.

Exit mobile version