Asaljeplak.my.id

Apa itu Penyakit Amebiasis ? Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Apa itu Penyakit Amebiasis ? Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Apa itu penyakit Amebiasis? Berikut ini akan kami berikan infoemasi lengkapnya mengenai jenis penyakit tersebut.

Pengertian Amebiasis

Amebiasis adalah suatu kondisi infeksi akibat parasit pada usus yang disebabkan oleh protozoa Entamoeba histolytica.

Tanda dan gejala dari kondisi ini dapat mencakup buang air besar yang cair, kram pada perut, serta rasa nyeri pada perut. Tetapi, sebagian besar orang dengan amebiasis tidak mengalami tanda dan gejala yang signifikan.

Penyakit Amebiasis

Penyebab Amebiasis

Entamoeba histolytica adalah suatu protozoa yang dapat masuk ke dalam tubuh manusia saat seseorang mengonsumsi bentuk kista dari parasit tersebut melalui makanan atau minuman. Selain itu, kuman ini juga dapat masuk ke dalam tubuh melalui kontak langsung dengan feses.

Kista, yang adalah bentuk inaktif dari parasit tersebut, dapat hidup hingga beberapa bulan pada tanah atau lingkungan tempat pertama kali ditempatkan dari feses. Kista berukuran mikroskopis tersebut dapat ditemukan pada tanah, zat penyubur, atau air yang telah terkontaminasi dengan feses yang terinfeksi.

Orang yang bekerja sebagai pengelola makanan dapat mentransmisikan kista tersebut saat menyiapkan atau menyajikan makanan. Transmisi dari kondisi ini juga dapat terjadi melalui hubungan seksual anal, hubungan seksual oral-anal, dan irigasi kolon.

Kista tersebut dapat masuk ke dalam tubuh dan menetap pada saluran cerna. Lalu, kista tersebut dapat menghasilkan bentuk aktif dan invasif dari parasit yang disebut sebagai trofozoit. Parasit tersebut dapat bereproduksi pada saluran cerna dan bermigrasi ke usus besar.

Di usus besar, trofozoit dapat menggali ke dalam dinding usus, yang kemudian menyebabkan terjadinya buang air besar cair yang disertai darah, radang usus, dan kerusakan jaringan. Orang yang terinfeksi lalu dapat menyebarkan penyakit tersebut dengan kista baru yang keluar ke lingkungan melalui feses.

Orang yang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami amebiasis adalah:

Gejala Amebiasis

Tanda dan gejala dari amebiasis dapat tampak sekitar 1 hingga 4 minggu setelah kista tertelan. Menurut data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), hanya sekitar 10 hingga 20 persen dari orang dengan amebiasis menunjukkan tanda dan gejala yang jelas. Tanda dan gejala pada tahap tersebut umumnya ringan dan dapat diamati sebagai buang air besar yang cair serta kram pada perut.

Pada saat trofozoit telah menembus dinding usus, mereka dapat masuk ke aliran darah dan menuju berbagai organ internal. Beberapa organ yang dapat dijangkau mencakup hati, jantung, paru-paru, otak, serta berbagai organ lainnya.

Bila trofozoit menginvasi organ internal, kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya:

Bila parasit menginvasi lapisan permukaan dari usus, kondisi ini dapat menyebabkan penyakit yang disebut sebagai disentri amuba. Disentri amuba adalah bentuk yang lebih berat dari amebiasis, di mana didapatkan buang air besar yang cair dan disertai darah serta kram perut yang berat.

Hati adalah salah satu organ yang dapat terlibat pada amebiasis. Tanda dan gejala dari penyakit hati akibat amuba dapat mencakup demam dan rasa nyeri pada perut bagian kanan atas.

Diagnosis Amebiasis

Dokter dapat mencurigai terdapatnya amebiasis setelah bertanya mengenai tanda dan gejala yang dialami serta riwayat kesehatan dan bepergian pada seorang orang. Salah satu pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan untuk mendeteksi terdapatnya Entamoeba histolytica, di mana diambil sampel feses selama beberapa hari untuk diamati adanya kista dari parasit tersebut.

Dokter juga dapat lakukan pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa fungsi hati guna menentukan apabila telah terjadi kerusakan hati akibat amoeba.

Saat parasit menyebar ke luar dari usus, parasit tersebut dapat tidak lagi terdeteksi pada feses. Oleh sebab itu, dokter juga dapat merekomendasikan untuk dilakukan pemeriksaan ultrasonografi dan computerized tomography (CT) untuk mengevaluasi terdapatnya lesi pada hati. Bila tampak terdapat lesi, dokter dapat lakukan aspirasi dengan jarum untuk mengevaluasi terdapatnya abses pada hati.

Abses pada hati adalah salah satu komplikasi serius yang dapat terjadi sebagai akibat dari amebiasis. Selain itu, kolonoskopi juga dapat dilakukan untuk mengevaluasi terdapatnya parasit pada usus besar.

Penanganan Amebiasis

Penanganan pada amebiasis yang tanpa komplikasi umumnya mencakup konsumsi pengobatan anti-parasit secara oral, yang dapat dilakukan selama sepuluh hari. Selain itu, dokter juga dapat meresepkan pengobatan untuk mengatasi keluhan lain yang dialami oleh pasien, seperti obat anti-mual, anti-diare, dan anti-nyeri, apabila dibutuhkan.

Bila parasit terdapat pada jaringan usus, penanganan tidak hanya ditujukan terhadap organisme tersebut saja, Meskipun begitu juga terhadap kerusakan yang terjadi pada organ yang terinfeksi. Pembedahan dapat dibutuhkan apabila usus besar atau jaringan peritoneal mengalami perforasi.

Pencegahan Amebiasis

Sanitasi yang baik adalah kunci dari pencegahan amebiasis. Secara umum, mencuci tangan secara saksama menggunakan sabun dan air sebelum dan setelah ke kamar kecil dan sebelum menyentuh makanan sangat disarankan.

Pada orang yang akan berkunjung ke tempat di mana amebiasis cukup sering terjadi, juga disarankan untuk mencuci buah dan sayur dengan saksama sebelum mengonsumsinya, memastikan kualitas air yang dikonsumsi, dan menghindari konsumsi makanan yang status kebersihannya tidak diketahui.

Exit mobile version