Asaljeplak.my.id

Apa itu Penyakit Akalasia ?

Apa itu Penyakit Akalasia ?

Apa itu penyakit Akalasia? Berikut ini akan kami berikan infoemasi lengkapnya mengenai jenis penyakit tersebut.

Pengertian Akalasia

Akalasia merupakan salah satu kondisi kesehatan langka yang menyebabkan terjadinya makanan dan cairan sulit untuk masuk ke lambung.

Akalasia terjadi ketika persarafan pada saluran yang menghubungkan rongga mulut dan lambung, yakni esofagus, mengalami kerusakan. Akibatnya, esofagus mengalami kehilangan kemampuan untuk mendorong makanan ke bawah, dan katup otot yang membatasi esofagus dan lambung, yaitu sfingter esofagus bawah, tidak mengalami relaksasi secara sepenuhnya dan menyebabkan makanan sulit masuk ke lambung.

Penyakit Akalasia

Penyebab Akalasia

Akalasia dapat terjadi sebagai akibat dari berbagai hal. Terkadang, sulit bagi tenaga kesehatan untuk menentukan penyebab spesifik yang mendasarinya.

Kondisi ini dapat menurun, atau juga dapat terjadi sebagai akibat dari adanya penyakit autoimun. Pada kondisi tersebut, sistem daya tahan tubuh dapat menyerang sel sehat yang terdapat pada tubuh. Degenerasi dari persarafan yang terdapat pada esofagus sering kali berkontribusi terhadap timbulnya tanda dan gejala lanjut dari akalasia.

Gejala Akalasia

Orang yang mengalami akalasia sering kali mengalami kesulitan untuk menelan atau merasa bahwa makanan yang dikonsumsi tersangkut di esofagus. Kondisi ini disebut sebagai disfagia.

Gejala ini dapat menyebabkan batuk yang berlebih dan meningkatkan risiko terjadinya aspirasi, yakni makanan yang terhirup masuk ke saluran pernapasan dengan potensi menyebabkan tersedak.

Beberapa tanda dan gejala lain dari akalasia merupakan:

Selain itu, orang dengan akalasia juga dapat mengalami regurgitasi atau aliran balik asam lambung ke esofagus. Meskipun begitu, hal ini juga dapat merupakan salah satu tanda dan gejala dari kondisi saluran cerna lainnya, seperti refluks asam lambung.

Diagnosis Akalasia

Diagnosis dari akalasia dapat ditentukan dari wawancara medis yang mendetail, pemeriksaan fisik secara langsung, dan pemeriksaan penunjang tertentu. Terkadang, akalasia dapat memiliki tanda dan gejala yang cukup serupa dengan penyakit saluran cerna lainnya.

Oleh sebab itu, guna memberi konfirmasi terdapatnya akalasia, dokter dapat merekomendasikan untuk dilakukan beberapa jenis pemeriksaan penunjang, seperti:

Penderita juga dapat diminta untuk mengonsumsi pil yang mengandung barium guna membantu melihat adanya sumbatan di esofagus.

Endoskopi dapat dilakukan untuk menentukan adanya sumbatan parsial dari esofagus apabila tanda dan gejala menunjukkan terdapatnya kemungkinan hal tersebut untuk terjadi. Endoskopi juga dapat dilakukan untuk mengambil sampel jaringan dengan cara biopsi untuk menilai adanya komplikasi dari refluks asam lambung.

Penanganan Akalasia

Penanganan dari akalasia difokuskan untuk menunjang relaksasi atau pembukaan dari sfingter esofageal bawah supaya makanan dan cairan dapat melalui saluran cerna dengan lebih mudah. Pilihan penanganan sendiri bergantung dari berbagai faktor, di antaranya usia dan derajat keparahan dari kondisi yang dialami.

Beberapa jenis kelompok penanganan yang dapat dilakukan merupakan:

Selain itu, dapat dilakukan pemberian botulinum toksin tipe A, yang merupakan pengobatan untuk menunjang relaksasi otot. Pengobatan ini dapat disuntikkan ke sfingter esofagus bawah dengan bantuan alat endoskopi. Penyuntikan bisa saja membutuhkan pengulangan.

Pengobatan dengan botulinum toksin umumnya direkomendasikan hanya untuk penderita yang bukan merupakan kandidat baik untuk dilatasi pneumatik atau pembedahan akibat usia atau kesehatan secara umum.

Penanganan non-bedah yang ketiga merupakan pengobatan relaksasi otot yang dikonsumsi sebelum makan. Karena pengobatan oral umumnya memiliki efek terapeutik yang terbatas dan efek samping tertentu, maka hal ini hanya dipertimbangkan apabila penderita bukan merupakan kandidat untuk dilatasi pneumatik atau pembedahan serta pemberian botulinum toksin tidak menunjukkan manfaat.

Pencegahan Akalasia

Karena penyebab dari akalasia belum diketahui secara pasti, maka belum terdapat cara yang terbukti dapat cegah terjadinya kondisi ini secara sepenuhnya.

Exit mobile version