Asaljeplak.my.id

Apa itu Multi Level Marketing ? Definisi dan Penjelasannya

Apa itu Multi Level Marketing? Pada artikel kali ini Asaljeplak akan menjelaskan mengenai hal tersebut secara lengkap, mulai dari definisi, makna, dan berbagai hal yang terkait hal itu.

Bisa jadi kamu baru saja melihat atau mendengar istilah Multi Level Marketing dan tertarik ingin mengetahui apa yang dimaksud dengan hal tersebut. Karenanya, Asaljeplak akan coba jelaskan secara lengkap mengenai Multi Level Marketing supaya kamu bisa lebih memahaminya.

Apa Itu Multi Level Marketing

Multi Level Marketing adalah salah satu model bisnis yang memungkinkan individu untuk menjual produk dan memperoleh pendapatan dari penjualan produk mereka sendiri maupun penjualan produk oleh anggota tim yang mereka rekrut. Dalam MLM, individu dapat menjadi distributor produk dan memperoleh komisi atas penjualan produk yang mereka lakukan sendiri dan juga penjualan produk oleh anggota tim yang mereka rekrut (downline). Struktur penghasilan dalam MLM bersifat hierarkis dan membentuk tingkatan yang disebut “level.”

MLM memiliki beberapa keuntungan seperti memungkinkan individu untuk bekerja dari rumah, memperoleh pendapatan pasif, dan memperoleh pelatihan dan dukungan dari perusahaan. Namun, MLM juga memiliki beberapa risiko, seperti kesulitan dalam menemukan pembeli yang memenuhi syarat dan memenuhi target penjualan. Kebanyakan orang yang terlibat dalam MLM menyadari bahwa untuk memperoleh pendapatan yang signifikan memerlukan banyak usaha dan waktu. Oleh karena itu, sangat penting bagi individu untuk mempertimbangkan dengan hati-hati sebelum memutuskan untuk terlibat dalam MLM.

Sejarah Multi Level Marketing

Sejarah Multi Level Marketing (MLM) bisa dibilang dimulai sejak tahun 1850-an di Amerika Serikat, dimana sistem penjualan berskala piramida pertama kali diterapkan. Dalam model tersebut, seorang penjual dapat mempekerjakan atau merekrut orang lain untuk membantunya menjual produk, dan setiap penjual baru yang direkrut akan memperluas jaringan penjualan dan memperluas basis pelanggan dengan cara merekrut orang lain lagi yang akan bekerja untuknya, yang umum disebut dengan downline.

Tahun 1929, sebuah perusahaan MLM pertama bernama “California Vitamin Company” didirikan dan memulai menjual produk makanan kesehatan dan suplemen melalui sistem MLM. Kemudian, pada tahun 1956, perusahaan MLM lain bernama “Amway” didirikan dan menjadi salah satu perusahaan MLM terbesar di dunia.

Sejak saat itu, banyak perusahaan MLM lain muncul dan memperluas bisnis mereka ke berbagai negara di seluruh dunia. Model bisnis ini terus berkembang dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi, seperti dengan menggunakan internet dan media sosial untuk mempromosikan produk dan menjaring pelanggan baru.

Meskipun MLM memiliki banyak penggemar dan pelanggan setia, model bisnis ini juga banyak dicontohkan dan dikritik karena potensi kecurangan dan praktik yang merugikan bagi para mitra bisnis. Oleh karena itu, penting untuk menyelidiki dengan cermat dan mempertimbangkan risiko sebelum memutuskan untuk terlibat dalam bisnis MLM.

Cara Kerja Multi Level Marketing

cara-kerja-mlm

Berikut adalah langkah-langkah umum dalam cara kerja Multi Level Marketing (MLM):

  1. Bergabung sebagai mitra bisnis: Individu memutuskan untuk bergabung dengan perusahaan MLM dan menjadi seorang mitra bisnis dengan membeli sebuah paket produk atau membayar biaya pendaftaran.
  2. Mempromosikan produk: Setelah bergabung, mitra bisnis akan mempromosikan produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan melalui berbagai kanal seperti media sosial, event pameran, atau dengan memperkenalkan produk pada teman dan keluarga.
  3. Mendapatkan komisi atas penjualan: Mitra bisnis akan mendapatkan komisi atas penjualan produk atau jasa yang berhasil mereka lakukan. Besaran komisi bervariasi tergantung pada perusahaan dan produk yang dijual.
  4. Merekrut mitra bisnis baru: Mitra bisnis juga dapat mendapatkan komisi atas penjualan yang dilakukan oleh mitra bisnis baru yang mereka rekrut. Jaringan ini akan terus bertambah dan membentuk sebuah piramida yang melibatkan banyak mitra bisnis.
  5. Bonus dan penghargaan lainnya: Dalam beberapa perusahaan MLM, mitra bisnis juga dapat mendapatkan bonus dan penghargaan lain seperti perjalanan gratis, mobil, atau hadiah lain yang ditawarkan oleh perusahaan untuk meningkatkan motivasi dan hasil penjualan.

Penting untuk diingat bahwa MLM tidak selalu menjamin hasil yang pasti dan banyak faktor yang mempengaruhi hasil penjualan, seperti kualitas produk, tingkat kompetisi, dan kemampuan pemasaran.

Kenapa MLM Sering Dicap Negatif?

Sayangnya, model bisnis MLM terutama dalam hal sistem “member-get-member” (merekrut seseorang untuk menjadi downline) biasanya menimbulkan stigma negatif di kalangan masyarakat. Biasanya setiap anggota MLM akan diberikan pelatihan dan perangkat pemasaran yang dirasa akan dapat menarik member/downline baru, namun sayangnya pelatihan mengenai etika merekrut seseorang sangatlah kurang atau bahkan tidak diberikan sama sekali.

Hal inilah yang kebanyakan menjadikan banyak anggota MLM yang merekrut dengan cenderung “memaksa” dan bahkan seakan “menjebak”, serta memberikan iming-iming yang kemungkinan berlebihan, sehingga mereka yang akhirnya setuju untuk bergabung menjadi downline terkadang merasa “tertipu” dan “terjebak”, yang dalam skala besar akhirnya menimbulkan persepsi negatif tersebut.

Selengkapnya, Multi Level Marketing (MLM) memiliki persepsi negatif bagi beberapa orang karena beberapa hal berikut:

  1. Struktur penghasilan yang tidak adil: Beberapa orang menganggap bahwa struktur penghasilan dalam MLM tidak adil, karena hanya segelintir orang saja yang benar-benar memperoleh pendapatan yang signifikan.
  2. Fokus pada rekrutasi anggota tim: Dalam MLM, anggota tim diberikan insentif untuk mencari orang lain untuk bergabung dengan tim mereka. Hal ini membuat beberapa orang merasa bahwa MLM lebih menekankan pada rekrutasi anggota tim daripada penjualan produk.
  3. Kebohongan dan penipuan: Beberapa perusahaan MLM memiliki reputasi yang buruk karena melakukan kebohongan dan penipuan untuk memperoleh keuntungan.
  4. Konsep “money game”: MLM sering dianggap sebagai “money game”, di mana anggota tim harus membeli produk dan membayar uang untuk bergabung dalam program. Ini membuat beberapa orang merasa bahwa MLM lebih seperti skema piramida daripada bisnis yang sah.
  5. Kesulitan menemukan pembeli: Meskipun MLM memiliki banyak anggota tim, banyak orang yang menemukan kesulitan dalam menemukan pembeli yang memenuhi syarat yang ditentukan oleh brand/usaha/perusahaan tempat mereka menjadi anggota. Ini membuat beberapa orang merasa bahwa MLM sangat sulit dan membosankan.

Kesimpulan

Meskipun MLM memiliki persepsi negatif, banyak orang yang berhasil memperoleh pendapatan yang signifikan dari bisnis ini. Namun, sangat penting bagi individu untuk mempertimbangkan dengan hati-hati sebelum memutuskan untuk terlibat dalam MLM dan memastikan bahwa perusahaan MLM yang mereka pilih adalah perusahaan yang sah dan terpercaya.

Demikianlah penjelasan kami mengenai apa itu Multi Level Marketing yang diharapkan bisa membuat kamu semakin mengerti dan memahami mengenai hal tersebut.

Exit mobile version