Berikut ini adalah Alergi yang Paling Sering Dialami Bayi dan Cara Mengatasinya yang diharapkan bisa berguna, dapat dipraktekkan, serta menambah informasi yang diperlukan mengenai hal tersebut.
Alergi pada bayi bisa disebabkan oleh makanan, debu, atau iritan bahan kimia yang ada di dalam produk perawatan kulit bayi. Walau begitu kebanyakan orangtua tidak menyadari gejala-gejalanya yang umum, seperti hidung berair, mata merah, nyeri perut, diare atau muntah, hingga rewel.
Pada kasus reaksi yang lebih berat, anak bisa menunjukkan gejala lainnya seperti suara mengi (napas berbunyi ngik-ngik), sulit bernafas, tenggorokan dan lidah membengkak. Gejala seperti ini dikenal dengan nama syok anafilaktik yang dapat membahayakan nyawa. Lantas, apa saja jenis alergi pada bayi yang paling umum?
1. Eksim
Eksim atau yang dikenal dengan dermatitis atopik adalah kondisi peradangan kulit yang ditandai kulit yang kemerahan dan terasa gatal. Hal ini biasa muncul pada anak usia 1-5 tahun.
Alergi makanan atau debu dapat menyebabkan eksim, tapi terkadang pada beberapa anak penyebabnya tidak dapat diketahui. Untuk mengobati eksim dapat dengan cara menghindari anak Anda dari paparan alergen dan mengoleskan salep dan pelembap. Pada kasus ekstrim, anak Anda dianjurkan mengonsumsi obat tertentu yang diresepkan dokter.
2. Dermatitis kontak
Dermatitis kontak adalah jenis alergi pada bayi yang ditandai dengan kulit kemerahan yang muncul segera setelah terpapar dengan suatu iritan atau pemicu alergi. Kulit bayi akan nampak kering dan tampak bersisik. Konsultasikan dengan doker apabila Anda curiga gejala-gejala ini dialami anak Anda.
Pengobatan terhadap dermatitis kontak tidak jauh berbeda dengan eksim. Cegah anak Anda berada dekat dari alergen pemicu alergi. Anda juga dapat mengoleskan krim steroid yang dijual bebas. Apabila masih berlanjut gatal Anda dapat memberikannya obat antihistamin, seperti cetirizine.
3. Urtikaria kronis
Urtikaria kronis adalah reaksi alergi pada bayi yang tergolong berat. Urtikaria muncul ditandai dengan ruam kemerahan yang lebar setelah kontak dengan alergen. Tidak seperti alergi kulit yang lain, urtikaria kronis tidak menyebabkan kulit jadi kering. Gejala lain yang muncul antara lain sulit bernapas atau bengkak pada mulit dan wajah.
Pada kebanyakan kasus, urtikaria kronik dapat hilang dengan sendirinya selama menghindarkan diri dari paparan alergen. Anda dapat mengunjungi dokter untuk konsultasi lebih lanjut dan minta pengobatan berupa antihistamin.