Site icon Asaljeplak.my.id

7 Negara yang Memiliki Pola Asuh Unik

7 Negara yang Memiliki Pola Asuh Unik

7 Negara yang Memiliki Pola Asuh Unik

Berikut ini adalah 7 Negara yang Memiliki Pola Asuh Unik yang diharapkan bisa berguna, dapat dipraktekkan, serta menambah informasi yang diperlukan mengenai hal tersebut.

Ketika Anda jadi orangtua, tidak ada aturan suatu aturan baku yang menyertainya. Anda banyak belajar dari orangtua Anda, atau dari buku-buku mengenai pola asuh.

Namun, di dunia ini ternyata terdapat pola pengasuhan yang unik, bervariasi di antara budaya yang berbeda. Orangtua di satu negara mungkin tidak berpikir dua kali untuk memukul karena perilaku buruk anak, Walau begitu orangtua di belahan dunia lain akan menganggapnya sebagai kejahatan.

Berikut adalah tujuh gaya pengasuhan unik dari seluruh dunia yang mungkin mengejutkan Anda:

1. Afrika

Di banyak bagian Afrika, tanggung jawab membesarkan anak terletak pada seluruh keluarga besar, tapi bahkan orang yang tidak memiliki hubungan keluarga pun akan sangat senang membantu.

Bukan hal yang aneh bagi seorang ibu di Republik Demokratik Kongo dan Kenya untuk berbagi ASI dengan anak-anak orang lain. Menurut The Guardian, para peneliti bahkan menemukan laki-laki ‘menyusui’ anak-anak di antara suku Aka Pygmy di Afrika Tengah, .

2. Cina

Bayi-bayi di Cina diajarkan untuk buang air kecil ke toilet hanya dengan siulan, yang terkadang dimulai ketika mereka baru berusia beberapa bulan, dan banyak anak-anak dilatih sepenuhnya menggunakan toilet pada usia 2 tahun.

3. Finlandia

Para siswa di Finlandia berada di antara yang terpandai di dunia; dimana anak-anak Finlandia secara konsisten berada di atau dekat puncak peringkat OECD untuk matematika, sains, dan membaca. 

Beberapa orang mungkin terkejut mengetahui bahwa mereka tidak mulai sekolah sampai mereka berusia tujuh tahun; anak-anak ini diharapkan untuk bermain dan aktif secara fisik. Orang Finlandia percaya bahwa tujuh tahun pertama kehidupan adalah waktu untuk mengembangkan kreativitas anak.

Sistem pendidikan Finlandia juga menerapkan sistem PR (pekerjaan rumah) secara minimal dan memberikan liburan panjang bagi anak-anak sekolah sekitar hingga 11 minggu.

4. Inggris

Sudah lama jadi tradisi di Inggris Raya dan beberapa negara-negara lain untuk mengambil “tahun jeda” antara sekolah menengah dan perguruan tinggi. Statistik 2017 menunjukkan bahwa di Inggris, 230.000 siswa berusia antara 18 dan 25 tahun membutuhkan waktu jeda untuk bepergian, bekerja, dan jadi sukarelawan.

5. Italia

Orang dewasa di Italia bukan satu-satunya yang menghirup segelas anggur merah pada saat makan malam, Walau begitu termasuk anak-anak mereka. Menurut sebuah studi oleh Boston University Medical Center, anak-anak Italia yang dibesarkan dengan anggur saat makan malam lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan ‘pola minum yang berbahaya’ pada saat dewasa.

Anggur dan konsumsi yang bertanggung jawab sangat penting bagi orang Italia sehingga dimasukkan dalam kurikulum sekolah dasar, di mana siswa mulai belajar tentang budaya anggur negara mereka pada usia enam tahun.

6. Jepang

Di Jepang, anak-anak berusia enam tahun dapat berjalan sendiri ke sekolah dan berjalan-jalan tanpa pengawasan. Tingkat kejahatan negara ini sangat rendah, dan orangtua memiliki harapan orang lain di masyarakat untuk membantu menjaga anak-anak mereka.

Anak-anak Jepang tidak membutuhkan pendamping untuk membantu mereka ke sekolah, mereka juga tidak membutuhkan orang lain untuk mengawasi mereka setelah mereka tiba di sekolah. Dari semenjak kelas satu, siswa Jepang telah mendapatkan tugas menyapu dan mengepel ruang kelas dan lorong, membersihkan debu, menyiapkan makan siang teman-temannya, dan bahkan kadang-kadang membersihkan kamar mandi di sekolah mereka.

7. Skandinavia

Anak-anak Skandinavia dibesarkan di atas dasar ‘hidup di udara terbuka’, sehingga bukan suatu hal yang aneh melihat bayi tidur di luar di kereta bayi mereka, tanpa pengawasan, bahkan di musim dingin. Banyak orangtua di negara-negara Skandinavia masih percaya bahwa tidur siang di luar ruangan dapat menjaga anak-anak mereka tetap sehat.

Exit mobile version